Srikandi KU

Srikandi KU

Senin, 21 Desember 2009

Ibu adalah sekolah bagi anaknya



AL-UMMU MADROSATUN | Peran wanita sebagai ibu bagi anak-anaknya.

Ungkapan Al-Ummu madrosatun (Ibu adalah sekolah) alangkah luas maknanya.Dan di pundak ibulah terletak tanggung jawab perkembangan ruhiyah (mental),aqliyah (intelektual), dan jasadiyah (fisik) seorang anak terpikul. Seorang ibu adalah pemimpin bagi anak-anaknya dan rumah tangga suaminya. Dan ia akan ditanya oleh Alloh atas kepemimpinannya itu. Sebagaimana Rosululloh bersabda :

“Setiap manusia keturunan adam itu adalah pemimpin, maka seorang pria adalah pemimpin bagi keluarganya sedangkan wanita adalah pemimpin rumah tangga”. (HR. Ibnu Sunni dari Abi Hurairah).

Menjadi seorang ibu adalah pekerjaan yang memakan waktu hampir 24 jam. Untuk itu menjadikan rumah tangga sebagai sebuah kantor yang menyenangkan, dengan anak-anaknya sebagai ‘kolega’ sekaligus’ bawahan’, kita harus senantiasa segar dan cerdas dalam me-manage mereka. Akan tetapi sering terjadi, setelah menikah seorang akhwat muslimah justru menurun kapasitasnya untuk menjadi madrasah bagi anak-anaknya. Banyak faktor yang membuat muslimah demikian. Bisa jadi, kesibukan mengatur rumah tangga demikian ‘hebatnya’ sehingga sang ibu lebih mirip khodimat dari pada seorang yang menyimpan kecerdasan intelektual. Menjadi ibu bagi anak-anak yang berkualitas mujahid dan mujahidah adalah dambaan setiap muslimah. Untuk mewujudkannya perlu usaha dan keyakinan kuat bahwa menjadi seorang ibu lebih dari sebuah pekerjaan. Menjadi ibu dengan kualitas ‘madrasah’ adalah gaya hidup. Akan tetapi untuk masa sekarang ini sangat disayangkan, keberadaan seorang ibu yang ber-’karir’ untuk mencetak generasi mujahidin seakan kurang bermutu.

Banyak wanita yang memilih bekerja di luar rumah semata untuk meraup lembaran uang, padahal seorang ibu memiliki peluang terbesar untuk menumbuhkan ruhul jihad dalam dada anak-anaknya.

Pandangan yang keliru dari sikap orang tua yang memprioritaskan pendidikan anak-anaknya semata untuk mencapai kehidupan duniawi telah menjangkiti fikiran sebagian besar para orang tua. Orang tua sekarang telah memacu anak-anaknya untuk mencari kesenangan dunia. Cita-cita yang selalu dibangga-banggakan orang tua adalah anaknya menjadi dokter, pengusaha, artis, model dan sebagainya. Sehingga anak-anaknya dimasukan ke dalam dunia pendidikan bukan untuk mendapatkan ilmu melainkan untuk meraih gelar yang mengantarkannya pada kedudukan tinggi dan harta sebanyak-banyaknaya. Padahal Rosululloh bersabda :

“Barang siapa mencari Ilmu bukan karena Alloh atau ada yang dicari selain Alloh, maka tempat duduknya di neraka”. (HR. Tirmidzi dan Abu Daud).

Figur seorang ibu yang bisa mendidik anak-anaknya untuk cinta Alloh, Rasul dan jihad, idealnya dimiliki setiap ibu-ibu muslimah. Ciri percaya diri tentu harus dimiliki oleh seorang ibu. Seorang ibu yang tidak percaya diri dikhawatirkan melahirkan generasi peragu yang selalu tergantung dan pesimistis. Berorientasi pada tugas dan hasil akan membuat seorang ibu memiliki target-target tertentu yang harus dicapai dalam tugasnya. Tanpa sebuah target, pekerjaan apapun menjadi tidak terarah dan tidak efesien. Target prestasi puncak seorang ibu adalah manakala berhasil mengantarkan anak-anaknya meraih syahadah.

Laba seorang ibu adalah ridho Alloh dan ridho suaminya. Orientasi terhadap ridho Alloh dan suami membuahkan keikhlasan dalam niat dan amal. Seorang ibu adalah pengambil risiko yang baik. Dalam mengelola rumah tangga seorang ibu tidak akan pernah berhenti dihadapkan pada pelbagai tantangan. Kemampuan mengambil risiko dan mencintai tantangan akan membuahkan ‘azam yang kuat untuk mengatasi masalah. Seorang ibu adalah pemimpin bagi anak-anaknya. Maka, menempatkan diri sebagai seorang pemimpin menjadi sikap mutlak seorang ibu. Sebagai seorang pemimpin bagi anak-anaknya, kewibawaan dan teladan dari ibu sangat diperlukan, karena anak belum mengenal dirinya dengan baik. Namun demikian, seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang tidak kebal kritik. Menjadikan anak-anak sebagai teman dialog, diskusi akan membuat mereka merasa dihargai. Maka bersikap terbuka terhadap kritik dan saran dari anak-anak kita bila beranjak dewasa akan membantu mereka menemukan jatidirinya.

Mendidik anak membutuhkan kiat-kiat yang inovatif dan kreatif. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh seorang ibu yang selalu menambah wawasannya. Disamping itu seorang ibu pun dituntut fleksibel. Ia tahu kapan harus berperan sebagai pemimpin, sahabat, atau seorang guru di hadapan anak-anaknya. Masukilah dunia anak-anak dengan perasaan gembira, berbicara tentang kesenangan mereka, melibatkan diri sepenuhnya terhadap problem-problem mereka.

Seorang ibu adalah wanita mulia, yang harus senantiasa menyadari tugasnya. Menikmati prestasi menjadi “ummi madrosatun” akan membuat seorang ibu berdedikasi total terhadap tugasnya, dan hal ini tidaklah mudah. Untuk itu membutuhkan keikhlasan, ketekunan, kerja keras, rasa cinta dan do’a.

Mutiara Nasihat

Jadilah wanita-wanita penyayang dan banyak keturunannya (Hadits Abu Daud dan Nasai )

Tugas Berat Seorang Ibu

Betapa banyak dan beratnya tugas seorang Ibu, selain peran tersebut pasti masih ada peran lain yang dilakukan seorang Ibu. Kesuksesan rumah tangga dan anak tak akan pernah luput dari jeri payah seorang Ibu. Oleh karena itu tak ada salahnya bagi calon Ibu menyiapkan diri melalui belajar maupun baca buku sehingga nanti menjadi panutan, pijakan, tauladan dan pembimbing bagi generasinya. Banyak pakar menyepakati bahwa Ibu merupakan ruh dan sekaligus magnit yang mampu mewarnai generasi yang akan datang.

Sering diungkapkan bahwa seorang Ibu merupakan guru pertama bagi anak terutama pada usia tujuh tahun. Karena pada usia tujuh tahun perkembangan otak sudah hampir mencapai kesempurnaan. Rahasia inilah yang harus menghantarkan para Ibu memanfaatkan peran penting saat anak usia tujuh tahun. Pada usia itulah pendidikan agama mulai ditanamkan ke putra-putri kita dengan baik dan benar. Peran Ibu yang terpenting adalah mendampingi kehidupan anak sehingga anak menuju ke konsep pokok pembelajaran untuk anak-anak di usia dini tersebut. Memang ketika bayi pun seorang Ibu telah memainkan perannya sebagai pendidik anaknya melalui bahasa Ibu.

Tak sedikit pula seorang Ibu menyamakan antara kasih sayang dengan memanjakan. Karena itu tidaklah baik atas nama kasih sayang pada anak tetapi hasilnya adalah memanjakan si anak. Harus ada batasan dan sekaligus ketegasan bahwa kasih sayang itu bukan untuk memanjakannya. Kelemahan dari sebagian kaum Ibu saat ini adalah kehidupan hedonisme. Beberapa Ibu sudah tidak lagi mempedulikan akibat yang akan ditimbulkan oleh anak-anak dengan prilaku hedonisme para Ibu.

Mencari kesenangan dengan menghambur-hamburkan uang untuk yang tidak bermanfaat. Seiring perkembangan zaman yang serba krisis ini, meningkatnya kebutuhan sehari-hari, biaya hidup yang cukup tinggi, PHK massal terjadi dimana-mana dan lainnya. Acapkali mendorong seorang Ibu mencari pekerjaan untuk membantu menopang kebutuhan keluarga.

Apalagi kesetaraan gender kini tidak lagi menjadi rintangan. Lihat saja keterwakilan perempuan dalam partai politik mencapai 30 persen, makanya banyak Ibu atau kaum wanita yang mencalonkan diri sebagai Caleg, Bupati maupun Gubernur. Tak hanya itu di perusahaan bahkan pemerintahan pun karir perempuan mulai mendapat perhatian. Keberadaan ini merupakan kabar baik sekaligus tantangan dalam rumah tangga.

Kasih Sayang Ibu

Jikalau seorang Ibu terjun dalam dunia karir dan politik, sudah pasti tak akan fokus 100 persen dalam rumah tangga. Sebab mereka harus membagi waktu antara karir dan rumah tangga sehingga tak jarang peran seorang Ibu digantikan oleh baby sister atau pembantu. Padahal peran seorang Ibu kandung lebih diharapkan oleh setiap anaknya. Buat apa seorang anak diberikan banyak kemewahan seperti uang, mobil dan lainnya sementara kasih sayang Ibu hanya sedikit yang diperoleh.

Coba lihat sebagian mereka yang berlimpah ruah harta banyak terjerumus ke pergaulan bebas, narkoba, atau lainnya. Kasih sayang Ibu sejati bukanlah dari banyaknya harta, uang maupun kemewahan yang diberikan kepada anaknya. Justru doa, rawatan, didikan, perhatian maupun bimbingan dari Ibu sehingga menghantarkan seorang anak menjadi anak yang sukses, beriman dan takwa, inilah kasih sayang yang sesungguhnya didambakan oleh seorang anak.

Harus disadari banyak juga seorang Ibu yang sukses dalam karir dan rumah tangganya. Seorang Ibu rumah tangga haruslah dapat memfungsikan dirinyalaksana perhiasan yang melekat pada diri pemakainya. Istri haruslah menjadi penyejuk, penyedap, memberi pesona dan memberi semangat hidup bagi suami dan anak-anaknya. Seorang Ibu yang baik akan membesarkan anaknya dengan penuh kesabaran dan kegairahan hidup.

Dalam Islam ketika Nabi Muhammad ditanya tentang siapa yang paling patut dihormati dan diperlakukan sebaik-baiknya, Nabi menjawab, "Ibumu." Jawaban ini diulang sampai tiga kali, sebelum Nabi menyebut, "Bapakmu." Anak itu amanah Allah. Bahkan surga itu ditelapak kaki Ibu. Maka janganlah durhaka atau melawan pada kedua orangtua mu selama yang diperintahkannya adalah kebaikan. Doa seorang Ibu sangat mujarab, jadi jangan sampai kita membuat kesalahan padanya yang akhirnya dengan rasa kesal dan terpaksa Ibu mendoakan yang buruk.

Hindari Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terutama terhadap kaum Ibu yang sekarang lagi marak-maraknya, berdasarkan data "Komnas Perempuan Pelaporan Kasus KDRT Pasca Undang-Undang PKDRT terjadi peningkatan yaitu; Kekerasan Terhadap Istri (KTI) tahun 2004-2007 berjumlah 25.788 kasus dan kekerasan terhadap Pekerja Rumah Tangga (PRT) tahun 2004-2007 berjumlah 467 kasus" Ini yang terdata masih banyak yang tak terdata atau tidak dilaporkan. Tak seharusnya kekerasan ini terjadi apalagi terhadap kaum Ibu. Dengan adanya UU PKDRT setidaknya dapat mengurangi dan mencegah tindakan kekerasan terhadap kaum Ibu.

Bagaimana pun peran Ibu dalam segala hal sangatlah penting dan sulit tergantikan. Di hari Ibu ini mari kita tetap menghormati, menyayangi, mendoakan, menghargainya serta membahagiakannya. Kasih anak sepanjang jalan, kasih Ibu sepanjang hayat. Apapun yang sudah kita buat belum apa-apa dibandingkan dengan kasih sayang Ibu yang telah diberikan pada kita. Selamat hari Ibu semoga sehat dan bahagia selalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar