Srikandi KU

Srikandi KU

Minggu, 06 Desember 2009

पयान मेंगंयम हिदुप दरी BAMBU


PARA perajin pyan (langit-langit rumah dari bambu) di Desa Benjaran, Kecamatan Taman, Pemalang, tetap ulet bekerja kendati tantangan kian terasa berat. Padahal, aksesori bangunan rumah tradisional itu kini semakin terlupakan.

Buktinya, kini jarang sekali ditemukan bangunan di perkotaan memakai langit-langit rumah dari bambu. Konsumen lebih banyak memilih bahan lain. Misalnya asbes, kayu jati, atau ornamen dari batu gips (semen putih). Hal itu tentu saja karena tuntutan selera hidup masyarakat.

Sebaliknya, pyan dianggap sudah ketinggalan zaman. Gambaran gaya hidup masyarakat modern seperti itu memberikan dampak bagi para perajin di Banjaran. Namun hal itu tidak menimbulkan kegalauan bagi mereka.

Kini ada 15 perajin pyan di Banjaran. Setiap hari mereka bekerja dari pesanan masyarakat. Volume pesanan bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Para perajin jarang sekali menjual secara keliling.

Untuk membuatnya, pertama bambu dibelah menjadi beberapa bagian. Lalu disisir tipis-tipis. Sisiran bambu dianyam menjadi beberapa bentuk motif yang khas. Begitu mereka bekerja sehari-hari. Menganyam dan menganyam terus sebagaimana menganyam hidup mereka.

Salah seorang perajin Santoso (49) menuturkan, kendati sekarang berkesan sudah ketinggalan zaman, masih banyak yang memesan barang tersebut, terutama masyarakat pedesaan. Para pemesan biasanya datang ke rumahnya. Setelah disepakati harga dan ukurannya, dia baru bekerja.

Tidak selamanya pesanan datang dari masyarakat pedesaan. Ada juga orang kota yang memesan padanya. Mereka biasanya pemilik rumah makan, seperti yang pernah dia alami setahun lalu. Saat itu seorang pemilik rumah makan cukup besar di Tegal minta tolong tenaganya. Ternyata dia disuruh menata ruangan rumah makan dengan anyaman bambu. Garapannya sangat artistik dengan nuansa tradisional. Upah yang dia dapat saat itu tentu saja cukup lumayan. Sayang, pesanan seperti itu tidak mesti setahun sekali ada.

Mendekati Lebaran

Pesanan paling banyak berasal dari perumahan biasa. Pemesan berasal dari wilayah Pemalang dan sekitarnya. Menurut Santoso, pasaran paling bagus di Kudus. Dia yang asli orang Kudus tidak bisa menjelaskan penyebabnya.

Di Pemalang, pesanan paling ramai mulai berdatangan mendekati Lebaran. Pada saat ramai pesanan, yang datang bisa ratusan meter setiap hari. Kalau sepi, pesanan menurun menjadi sekitar 70 meter/hari. ''Kendati sudah ada langit-langit rumah yang lebih modern, masih lumayan bekerja di bidang ini. Buktinya, saya bisa menghidupi keluarga dengan lima putra,'' katanya.

Kenapa pyan masih tetap disukai? Menurut perhitungannya, penggunaan untuk langit-langit rumah lebih irit dan tahan lama, bahkan mencapai puluhan tahun. Selain itu berkesan artistik dan tahan benturan. Kalau warnanya pudar, bisa divernis atau dicat dengan bahan lain. Beda apabila langit-langit rumah menggunakan asbes, mudah pecah. Terbentur kucing saja bisa pecah.

Mantan penjual sayur di Jakarta itu mengaku baru tiga tahun bekerja menganyam bambu. Dia memilih sebagai perajin karena tidak ada pekerjaan lain dan hasilnya bisa untuk biaya hidup sehari-hari. Untuk tiap meter anyaman, dia memasang tarif Rp 15.000. Tarif itu sudah termasuk tenaga pemasangan. Kalau hanya anyaman, cuma Rp 12.500/meter. Ketika ditemui, dia sedang mengerjakan pesanan 4x7 meter. Pekerjaan itu diselesaikan tiga hari dengan bantuan anak dan istrinya.

Bahan baku cukup banyak tersedia di Desa Banjaran, sehingga relatif mendukung usaha mereka. Satu batang bambu wulung ukuran kecil dibelinya Rp 6.000 dan ukuran besar Rp 7.000. Bahan baku lain, bulung (pelepah daun pohon kolang-kaling). Bulung fungsinya membentuk motif anyaman. Harga pelepah bulung satu batang Rp 700.

Santoso dan perajin lain berharap mendapat bantuan modal lunak, apakah dari bank atau dinas instansi terkait. Sebab, selama ini usaha mereka kurang mendapat perhatian. Modal yang digunakan berasal dari umpul-umpul sendiri sehingga relatif kecil. Apabila ada bantuan modal, perajin tidak khawatir soal pasar karena mereka tidak pernah kehabisan pesanan. (Saiful Bachri-74c)

1 komentar:

  1. Gimana sich cara bikin pyan buat Rumah buat eternet dan interior Rumah

    BalasHapus