Srikandi KU

Srikandi KU

Sabtu, 04 September 2010

KURANGNYA MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN AGAMA DI SMP NEGERI 2 DUKUHWARU KEBUPATEN TEGAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari akar suku katanya, belajar jelas berasal dari kata ajar. Ajar adalah coba atau mencoba. Dari sini, belajar mengandung arti sebagai kegiatan mencoba sesuatu yang belum atau tidak diketahui. Output dan targetnya jelas, yaitu tahu akan sesuatu yang baru. Dalam Al Qur’an, kita sudah teramat familiar dengan bunyi ayat pertama yang diturunkan kepada Baginda Rasul, sekaligus sebagai pertanda akan kenabiannya,
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ اْلـَّذِيْ خَلَقَ
Artinya: Bacalah (wahai Muhammad), dengan nama Tuhanmu yang telah
menciptakan... (Al-`Alaq: 1)

Iqra’ adalah pernyataan perintah untuk membaca. Sangat jelas tersebutkan juga, bahwa segala ciptaan Allah adalah objek bacaan kita. Sementara kita sangat tahu, ciptaan Allah sangat banyak. Allah bilang, tak akan terhitung. Dalam ayat lainnya, Allah juga menyatakan bahwa tak ada yang sia-sia atas semua ciptaan-Nya.
Jadi apa kira-kira arti ‘belajar’ yang lebih tepat? Allah telah membuat definisi yang paling tepat, bahwa belajar adalah membaca. Membaca bisa diartikan membaca sesuatu yang tertulis (qauliyah) maupun sesuatu yang tidak tertulis (kauniyah). Membaca akan membawa seseorang mengetahui sesuatu yang tidak diketahui. Membaca akan mengubah sesuatu yang gelap menuju sesuatu yang terang.
Pengertian belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Arti kata belajar, Belajar sebetulnya mempunyai arti luas namun bisa kita katakan belajar itu sendiri sebetulnya adalah penambahan pengetahuan. Sesuatu yang belum kita ketahui kemudian kita ketahui setelah melewati proses yang disebut belajar.

Menurut pendapat Thursan Hakim motivasi adalah ;
“Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut”1

Motivasi belajar menurut pandangan islam adalah hukumnya wajib aien dalam Alquran surat Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi :
يَرفَعِ الله الَّذِينَ آمَنُوْا مِنكُم وَ الَّذِيْنَ أُوتُواْ العِلمَ دَرَجَـاتٍ...
Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
(al-Mujadalah: 11)2
Rasulullah Saw juga bersabda :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya: Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik)3

Motivasi belajar merupakan unsur penting dalam proses pembelajaran. Ada atau tidaknya motivasi belajar dalam diri siswa akan menentukan apakah siswa akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran atau bersikap pasif dan tidak peduli. Tentu saja kedua kondisi yang berbeda in akan menghasilkan hasil belajar yang berbeda pula.
Di dalam ruang kelas guru dihadapkan dengan berbagai macam siswa, guru terkadang sulit untuk dapat memotivasi siswa, disebabkan berbagai hambatan seperti: keterbatasan waktu, kebutuhan emosional setiap siswa yang perlu diperhatikan guru, tuntutan kualitas hasil kerja dari pimpinan ( kepala sekolah ) dan orang tua

Di dalam ruang kelas guru dihadapkan dengan berbagai macam siswa, guru terkadang sulit untuk dapat memotivasi siswa, disebabkan berbagai hambatan seperti: keterbatasan waktu, kebutuhan emosional setiap siswa yang perlu diperhatikan guru, tuntutan kualitas hasil kerja dari pimpinan ( kepala sekolah ) dan orang tua.
Guru sering merasa berpacu dengan waktu untuk dapat menyelesaikan semua materi dalam silabus atau kurikulum yang digunakan, dengan akibat perhatian kepada siswa menjadi terbatas. Keinginan dan kesempatan untuk mengenal siswa secara pribadi menjadi berkurang. Sudah menjadi pendapat umum bahwa kurikulum yang diberlakukan di pendidkan dasar dan menengah sangat padat dan berat untuk diselesaikan oleh siswa dan guru, tetapi guru merasa tidak menyelesaiakn tugasnya dengan baik apabila tidak menyelesaikan kurikulum.
Berbagai kondisi tersebut menjadi sumber stres bagi guru sehingga tidak dapat menyelesaikan fungsinya sebagai motivator bagi siswa.Tetapi guru harus memahami bahwa apapun yang dilakukan di ruang kelas mempunyai pengaruh baik positif maupun negatif, terhadap motivasi siswa. Cara guru menyajikan pelajaran, bagaimana kegiatan belajar dikelola di kelas, cara guru berinteraksi dengan siswa, apakah guru memberi kesempatan siswa untuk lebih mandiri, dan kesempatan untuk bekerja sendiri atau dalam kelompok, itu semua akan mempengaruhi motivasi siswa.
SMP Negeri 2 Dukuhwaru yang berdiri tahun 1996 sebagai subyek penelitian penulis yang beralamatkan di desa Slarang Lor Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dalam proses belajarnya menggunakan kurikukulum KTSP tahun 2007-2008 dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22,23, dan 24 tahun 2006, maka SMP Negeri 2 Dukuhwaru yang sebelumnya telah menggunakan Kurikulum Berbasis Kopetensi ( KBK)
.Pendidikan Agama di SMP Negeri 2 Dukuhwaru sesuai dengan acuhan kurikulum perminggunya kelas vii,viii = 2 jam alokasi waktu berarti 40 x 2 = 80 menit dan kelas ix = 3jam alokasi 40x 3= 120 menit minggunya, sedangkan mata pelajaran bahasa indonesia, bahasa inggris, ilmu pengetahuan alam, matematika, ilmu pengetahuan sosial memiliki porsi 4 jam disemua kelas berarti sedikit sekali siswa mendalami pendidikan agama di SMP.
Sesuai dengan tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Dengan sedikitnya jam mata pelajaran untuk siswa untuk mata pelajaran agama, guru agama merasa kurang begitu banyak waktu sehingga materi agama yang disampaikan kurang begitu memuaskan bagi siswa sehingga pemahaman agama di SMP kurang maksimal dibandingkan siswa di Madrasah ( MTs ), dengan keadaan ini, siswa kurang termotivasi untuk mengikuti karena materi agama di SMP luas sehingga orang tua murid dan siswa SMP membut trobosan sendiri untuk belajar agama di sore harinya di madrasah diniyah awaliyah, wustho dan diniyah ulya sebagai tambahan .
Guru Agama SMP Negeri 2 Dukuhwaru yang pasti memiliki kemampuan akademis tentang materi agama yang harus disampaikan namun apadaya guru harus mematuhi peraturan yang berlaku dan harus mengacu sebuah kurikulum yang berlaku.
Dengan keterbatasan waktunya materi yang diajarkan cuma 2 jam untuk kelas vii, viii dan 3 jam pelajaran kelas ix jikalau murid tidak bisa hadir ( absen ) dengan sebuah alasan ijin atau sakit dan lain-lain secara otomatis murid yang tidak hadir akan tertinggal materi pelajaran yang berakibatkan mereka tidak menyuasai dan faham tentang materi agama.
Kondisi siswa yang belajar di SMP mereka lebih banyak tertarik pada mata pelajaran bahasa indonesia, bahasa inggris, ilmu pengetahuan alam, matematika, ilmu pengetahuan sosial disebabkan bila mereka mendapatkan nilai baik maka mereka beranggapan masa depan kehidupan mereka cerah dan bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan mendapatkan pekerjaan yang bagus, mereka beranggapan bahwa sudah terbiasa sering mereka dengar di pengajian-pengajian di rumah dan musholla dilingkungannya sehingga mereka memandang sebelah mata terhadap mata pelajaran agama.
Disamping itu pihak sekolah dan guru agama juga kurang menggerakan fasilitas peribadatan seperti musholla jarang sekali dan kurang dilaksanakan shalat dzuhur bagi siswa-siswi sehingga suasana islamiyah kurang kentara dibanding di sekolah-sekolah seperti madrasah tsanawiyah.
Kondisi guru agama di SMP kebanyakan terlalu murah dan kurang tegas istilahnya terlalu lunak memberikan penilaian terhadap ulangan harian, ulangan tengah semester dan semester sehingga berakibat kurang termotivasi siswa mempelajari mata pelajaran agama .
Berangkat dari hal diatas penulis terdorong untuk mengangkat sebuah judul skripsi yaitu “ Kurangnya Motivasi Siswa Pada Mata Pelajaran Agama Islam SMP Negeri 2 Dukuhwaru Kabupaten Tegal”
B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan penulisan skripsi, penulis perlu kiranya membuat batasan-batasan agar dalam penulisan nantinya akan terarah, tidak keluar dari judul dan cermat, perlu kiranya penulis membuat beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah proses pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama
islam di SMP Negeri 2 Dukuhwaru Kabupaten Tegal ?
2. Bagaimanakah motivasi siswa SMP Negeri 2 Dukuhwaru Kabupaten Tegal terhadap mata pelajaran agama islam ?
3. Faktor - Faktor apakah yang menyebabkan kurangnya motivasi siswa SMP
Negeri 2 Dukuhwaru Kabupaten Tegal terhadap mata pelajaran agama
islam ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Bagaimanakah proses pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama islam di SMP Negeri 2 Dukuhwaru Kabupaten Tegal .
2. Untuk mengetahui Bagaimanakah motivasi siswa SMP Negeri 2 Dukuhwaru Kabupaten Tegal terhadap mata pelajaran agama islam.
3. Untuk mengetahui Faktor - Faktor apakah yang menyebabkan kurangnya motivasi siswa SMP Negeri 2 Dukuhwaru Kabupaten Tegal terhadap mata pelajaran agama islam.
D. Metode Penelitian
1. Penelitian in adalah penelitian lapangan ( field research ) dengan pendekatan kualitatif dan penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian.
2. Lokasi Penelitian
Di SMP Negeri 2 Dukuhwaru Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal
3. Subyek Penelitian
a. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, dalam penelitian ini yang dijadikan populasi ialah seluruh siswa SMP Negeri 2 Dukuhwaru Kabupaten Tegal yang berjumlah 761 siswa.
b. Sampel
Sampel adalah kelompok kecil yang dilibatkan langsung dalam penelitian .Dalam penetuan prosentase sample, apabila subyeknya kurang 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10%- 15% atau 20%-25% atau lebih. Dalam penelitian in penulis mengambil sampel sebanyak 10% dari jumlah 761 berarti sampelnya 50.
4. Tehnik Penyumpulan Data
a. Observasi
Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. metode ini adalah banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan siswa.
c. Angket Tertulis
Alat ini memuat sejumlah item atau pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa secara tertulis.
d. Dokumentasi
Metode Pengumpulan data dengan jalan menyambil keterangan secara tulis dari tempat penelitian. Metode ini didalam penelitian, penulis memperoleh data dari catatan buku, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain, metode in dipergunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan judul skripsi.
E. Analisa Data
Dalam analisa data, penulis menggunakan tehnik analisa data deskriptif kualitatif yaitu data yang telah dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran dan angka-angka sebagai pendukung. Dengan metode ini penulis berupaya untuk dapat menggambarkan atau melukiskan sedemikian rupa secara sistematis, faktual dari data yang diperoleh di lapangan.
Adapun tahap-tahapan yang ditempuh dalam menganalisa data, sebagai berikut :
1. Pengumpulan data, yaitu data dikumpulkan sedemikian rupa dengan menggolongkan dan membuang yang tidak perlu kemudian diolah untuk proses yang selanjutnya.pengumpulan data in terdiri dari :
a.Mengedit data, yaitu memeriksa data yang terkumpul apakah sudah
lengkap dan benar sehingga siap untuk diproses lebih lanjut.
b.Klasifikasi data, yaitu menyeleksi data yang terkumpul sesuai dengan
sumber data masing – masing.
2. Penyajian data, yaitu berupa sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan, setelah data terkumpul diklasifikasikan dengan macam kebutuhan, kemudian dilakukan pengolahan data dengan cara mengklsifikasikan dalam bentuk uraian.
3. Menulis kesimpulan atau verifikasi, yaitu merumuskan kesimpulan secara rinci. Dalam hal ini setelah data diolah, maka diambil beberapa alternatif yang terbaik atau dijadikan sebagai bahan penyampaian informasi dan pengambilan keputusan.4
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mengetahui isi materi skripsi secara global, maka penulis perlu mengetengahkan sistematika sebagai berikut:
Bagian Muka, terdiri dari, Halaman Judul, Halaman Nota Pembimbing, Halaman Nota Pengesahan, Halaman Motto, Halaman Persembahan, Halaman Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Tabel.
Bagian isi, terdiri dari beberapa bab:
Bab pertama Pendahuluan meliputi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Analisa Data, Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab kedua yaitu Kajian teori yang berisikan Motivasi Siswa dan penjelasan Pengertian Motivasi, Jenis-jenis motivasi, Fungsi motivasi belajar, Peran motivasi, Jenis-jenis minat, faktor-faktor yang mempengaruhi minat, Indikator Minat, Sebab-sebab kurang minat terhadap mata pelajaran agama.
Bab ketiga Keadaan Lokasi meliputi; Kondisi di SMP Negeri 2 Dukuhwaru Kabupaten Tegal meliputi sejarah berdirinya sekolah, Letak Geografis, Struktur Organisasi Sekolah, Situasi Lingkungan, Keadaan Guru dan Karyawan dan Siswa, fasilitas pendidikan yang tersedia baik sarana dan prasarana.
Bab keempat Motivasi Siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam SMP Negeri 2 dukuhwaru Kabupaten Tegal, bab ini memuat tentang analisis data dari hasil angket.

Bab kelima Penutup, meliputi kesimpulan dan saran-saran dan penutup dan lampiran-lampiran.
Bagaian akhir terdiri dari; Daftar Pustaka, Daftar Riwayat Hidup penulis