Srikandi KU

Srikandi KU

Selasa, 02 Maret 2010

प.semed


Tempat Bersemedi

Inilah tempat aku bersemedi, bertapa, dan merenung ketika pulang dari melakukan berbagai aktivitas seharian dari Senin hingga Ahad. Sebuah tempat yang sederhana, dialas oleh sehelai permadani mungil dan ditemani oleh bantal-bantal hangat. Aku menyebutnya istana kecilku....Aku begitu betah ketika sudah duduk dan selonjoran di sana.....di “pojok favorit”. Ini juga tempat aku dan teman2 kalo lagi ngumpul bareng ngomongin masalah kegiatan (ceritanya sih getuu….hmm…padahaaaal….). Trus….di tempat ini aku biasanya :

* Melepaskan lelah sambil nonton berita di tv, liat gosip,ato dengerin radio, kaset, murottal

* Telpon2, or miskol2, n sms2an, juga CM2an

* Mengulang2 hafalan yang lebih banyak menguapnya dari pada nambahnya

* Baca majalah or buku terbaru yang baru dibeli, baru dipinjam, atau baru aja dijarah….halah…

* Cari referensi untuk bikin tulisan, proposal atau blog (biar agak berbobot gituu…)

* Melamun…..(hmmm…..besok mo ngeblog apa ya?)
* Mengkhayal…..(kapan dong ada seorang imam yg nemenin aku di situ??)
* Mengetik tugas2 (tugas luar kantor tentunya…so…ini ruang kerja keduaku setelah kantor)
* Rapi2in file2 (fileku udah bejibun euy…!)
* Makan, ngemil, berceloteh dengan adikku….(rangkap jadi ruang makan and ruang ngobrol)
* Sering juga ketiduran di situ tuh….(oaaahhhmmm……………) ups….tapi itu bukan kamar ku loh….

Ruangan itu juga berfungsi sebagai perpustakaan mungilku. Nah….kalo salah satu buku koleksiku raib….wah bakal ketauan deh. Aku hafal letak dan tempatnya berada dimana. Ya…buku memang benda yang aku sayangi. Koleksi favorit deh. Harta yang bakal aku wariskan untuk keturunan…..

Trus ….apa lagi ya…mmm….paling BT kalo ruanganku itu berantakan, banyak barang ngga jelas…dan ada remah2 makanan…ya iyalah…bersemut booo….

Well….udah ah….ntar lagi ceritanya kalo dah punya rumah sendiri……..secara ini mah masih tempat kostku…. Ya…segitu2nya aja….duuuhhh…..

*Kapan ya aku punya rumah sendiri? Minimal apartemen or kondominium dehhh….ha…ha…ha…ngayal lageee……emang paling enak itu mengkhayal…..yaaa…..

Selasa, 02 Februari 2010


1. Pengantar

Unit Pelaksana Teknis Program Pengalaman Lapangan (UPT-PPL) adalah unit yang mengatur serta mengkoordinir prosedur dan mekanisme kegiatan program pengalaman lapangan kependidikan bagi seluruh mahasiswa kependidikan UNJ.
Program Pengalaman Lapangan disingkat PPL adalah kegiatan akademik yang bersifat intrakurikuler yang wajib ditempuh seluruh mahasiswa kependidikan mencakup latihan dan tugas kependidikan sebagai syarat pembentukan tenaga profesional dalam bidang kependidikan.

2. Visi

UPT PPL sebagai unit yang tangguh dan profesional dalam mempersiapkan calon tenaga keguruan dan kependidikan

3. Misi

a. Mengelola PPL secara profesional dan bertanggung jawab
b. Mengembangkan model-model pembelajaran dan media pembelajaran yang inovatif
c. Membangun dan meningkatkan jaringan kerjasama, kemitraan dengan stakeholders
d. Melakukan Penelitian terhadap pelaksanaan PPL
e. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada semua stakeholders
f. Meningkatkan kualitas dan integritas dosen pembimbing dan guru pamong

4. Tujuan

a. mempersiapkan dan melatih mahasiswa agar memiliki pengalaman faktual tentang proses pembelajaran dan kependidikan ke dalam situasi yang sebenarnya,
b. mengembangkan diri mahasiswa sebagai tenaga keguruan dan kependidikan yang profesional, sehingga memiliki nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam profesinya.
c. menerapkan berbagai kemampuan professional kependidikan dan keguruan secara utuh dan terpadu dalam situasi nyata.

5. Tugas dan Fungsi

PPL adalah bagian yang integral dari keseluruhan kurikulum LPTK, dan merupakan muara dari seluruh kegiatan akademik bidang kependidikan di UNJ yang berbobot 4 SKS. Dengan demikian tugas utama UPT PPL adalah memberikan layanan administratif kepada semua mahasiswa yang akan melaksanakan PPL dan semua stakeholders yang terkait langsung dengan pelaksanaan PPL
PPL berfungsi mengorganisasi, mengkoordinasi dan mengembangkan penyelenggraan program praktek kependidikan dan keguruan.. Sebagai tenaga kependidikan yang profesional, lulusan UNJ bidang kependidikan harus memiliki seperangkat kompetensi yang diperlukan oleh seorang guru/tenaga kependidikan yang profesional serta dapat menerapkan di dalam menyelenggarakan berbagai program kependidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

6. Program
a. Jenis PPL
Ada 2 macam jenis PPL ialah:
1) Kegiatan PPL Kependidikan Keguruan.
2) Kegiatan PPL Kependidikan non keguruan untuk Jurusan Manajemen Pendidikan (MP), Pendidikan Luar Sekolah (PLS), Pendidikan Luar Biasa (PLB), Teknologi Pendidikan (TP), Bimbingan & Konseling (BK), Seni Rupa.

b. Syarat-syarat mengikuti PPL
1) Mahasiswa
a) S1 telah lulus minimal 120 SKS;
b) D-III telah lulus minimal 74 SKS termasuk telah lulus MKU, MKDK, MKK I dan MKK II;
c) Khusus Mahasisiwa FBS untuk jurusan Seni Musik dan Seni Tari,dan mahasiswa FIK selain memenuhi syarat-syarat umum di atas juga memiliki persyaratan khusus yang tercantum dalam buku panduan PPL.
2) Mahasiswa yang telah berijazah Sarjana Muda dan Diploma Non Kependidikan;
3) Mahasiswa berbagai jurusan yang mensyaratkan ketentuan khusus bagi mahasiswanya akan disampaikan tersendiri oleh Fakultas/Jurusan yang bersangkutan.
c. Syarat-syarat bebas PPL
1) Telah berijazah Sarjana Muda Kependidikan atau D-III Kependidikan;
2) Telah berpengalaman mengajar selama 3 (tiga) tahun;
3) Telah diuji kemampuan mengajar bidang studi yang bersangkutan dan dinyatakan telahmemenuhi persyaratan.oleh jurusan/fakultas masing-masing
d. Pola Pelaksanaan PPL di sekolah dan di luar sekolah
Pola PPL UNJ menggunakan sistem blok, yaitu. sistem pelaksanaan PPL yang mengharuskan mahasiswa berada di sekolah/di tempat praktek selama satu semester

Selasa, 05 Januari 2010

निकाह Panduan Nikah






Katakanlah kepada wanita yang beriman : "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya (jilbab), dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, ...
(24:31)

Dari kedua ayat tsb adanya perintah dan larangan buat mukminin dan mukminat agar menahan pandangan mata dan memelihara kehormatan, dan hati-hati dalam bergaul: hususnya wanita,
jangan sekali-kali membuka aurat atau berpakaian minim atw transparan (seperti rokmini, you can see), kecuali pada suami, kenapa e kenapa... Kok dilarang: karena e karena
bila wanita membuka aurat
mata lelaki akan melihat
bila mata sudah melihat, maka hati akan terpikat
bila hati sudah terpikat,
tahi kucingpun terasa coklat
biar tidak punya dokat lelaki akan berbuat nekat
bila sudah nekat, akhlaqpun jadi bejat
dan bila ahlak bejat
kelakuan jadi keparat dengan kelakuan keparat maka yg datang bukan rahmat akan tetapi jadi laknat, itulah bagian dari kiamat.

Wahai golongan pemuda! Barang siapa di antara kamu yang telah mempunyai kemampuan lahir dan batin untuk berkawin, maka hendaklah dia kawin.Sesungguhnya perkawinan itu dapat menjaga pandangan mata dan menjaga kehormatan. Maka barang siapa yang tidak berkemampuan, hendaklah dia berpuasa kerana puasa itu dapat menahan nafsu (809)

Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) . (24.32)

Kawin atw nikah adalah ibadah yang paling enak, karna disamping dapat pahalaNya, juga akan mendapat pahanya. Makanya istilah remaja sekarang Nikah pake surat sedangkan kawin pake urat, padahal Kata aslinya berasal dari nakaha: artinya berkumpul, .... bukan kumpul... kebo.

Nikah merupakan pembentukan keluarga atau masyarakat kecil dari laki dan perempuan berkumpul dalam satu ikatan perkawinan.

Nikah adalah untuk mencapai martabat manusia seutuhnya sekaligus membedakan antara manusia dengan binatang. Agar memiliki kehormatan dan martabat manusia dlm mempertahankan dan memelihara keturunan, peradaban, status sosial, sehingga terhindar dari perlakuan tangan dan mata jahil.

Jadi Maksud dan tujuanya adalah tercapai kebahagiaan yang hakiki (melahirkan ketentraman, cinta kasih dan sayang .. dengan kata lain dapat mengatur kehidupan berumah tangga menuju sakinah mawaddah warohmah .. ,.(4:1,3,34 30:21)
Nikah juga sekaligus menjaga kelestarian fitrah manusia disamping sebagai syariat agama

Faedah dan keutamaan nikah adalah:
1. Memperoleh anak (dari enak menjadi anak, tapi ada sebagian orang yg tdk mau anak alasan dia kawin bukan mau anak tapi mencari enak), bagi kita nikah untuk:
a. Mencari keridlaan Allah
dan Rasulnya, c. Mengharapkan berkah,dan safaatNya.

2. Penyaluran syahwat (dg menikah syahwat akan tersalurkan, solusi menahan pandangan mata dan menjaga kehormatan)

3. Menghibur hati, adakalanya situasi dan kondisi kita gundah, jenuh dan bete (tiap hari kesibukan scara rutin: bermunajat, dan muhasabah, maka pada giliranya istirahat dan bersenang senang)

4. Membangun rumah tangga bahagia.
Adalah Harapan setiap Keluarga.
Hidup sejahtera, yaitu: memiliki istri sholehah, anak-anak berbhakti kepada kedua orang tuanya dan baik dg masyarakat sekitarnya, dengan pergaulan lingkungan yang kondusif, serta tersedia rizki yang memadai.

5. Mujahadah (berjuang melawan hawa nafsu)
(hendaklah kalian memiliki hati yg slalu bersyukur, lidah yg slalu berdikir dan istri salihah yg membantu urusan akhirat).

Keabsahan nikah adalah
memenuhi syarat dan rukun perkawinan, (al: adanya mempelai laki dan perempuan, adanya izab qobul, adanya mahar dan adanya wali atw orang tua mempelai wanita dan saksi2)

Nikah mudah dalam ucapan (qabulty=saya terima, jadilah suami istri).. dengan beberapa hak dan kewajiban menjadi pengikat dalam berumah tangga. Akan tetapi tanggung jawabnya panjang tidak hanya di dunia tetapi sampai ke akhirat.

Tanggjung jawab didunia memberikan nafkah baik lahir maupun bathin (sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, keuangan, hiburan dan rumah).

Nikah disebut berkeluarga, bila ada rumah, meskipun ngontrak, sukur-sukur memiliki sendiri, sehingga dikatakan keluarga bahagia.
Kalau tidak mendapatkannya maka disinilah kesabaran perlu diterapkan.

Nikah tidak hanya memenuhi kebutuhan lahir saja tetapi sekaligus dapat memenuhi kebutuhan biologis (jasmani dan rohani=batin).

Sedangkan tanggung jawab bathin adalah perhatian, kemesraan, saling pengertian, sabar, jujur, terbuka, musyawarah, saling percaya, cinta, kasih sayang dan setia.

Tanggung jawab akhirat: adalah pendidikan agama, dituntun anak istri dengan akhlaqulkarimah, dan mengajak keluarga melaksanakan ibadah.

Motivasi atw dorongan Menikah dapat terlihat ketertarikan mereka terhadap:
1. Kecantikan wajahnya dan Keringanan maskawin, lalu
memiliki Kesuburan, dan penuh kasih sayang dan sebaiknya masih perawan (3 faedahnya: lebih cinta, akan sempurna, tdk ada kenangan atw membekas)

2. Memiliki harta yang banyak atw kaya
3. Keturunan baik dan terpandang, tetapi Jangan kerabat dekat

4. Keagamaanya.
yang baik dalam menentukan pilihan adalah Ketaatan beragamanya, yaitu bertakwa. Ketakwaanya tercermin dari Akhlak mulia. Rajin shalatnya > ll

Abdurrahman Wahid


Abdurrahman Wahid lahir pada hari ke-4 dan bulan ke-8 kalender Islam tahun 1940 di Denanyar Jombang, Jawa Timur dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah. Terdapat kepercayaan bahwa ia lahir tanggal 4 Agustus, namun kalender yang digunakan untuk menandai hari kelahirannya adalah kalender Islam yang berarti ia lahir pada 4 Sya'ban, sama dengan 7 September 1940.

Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil. "Addakhil" berarti "Sang Penakluk".[2] Kata "Addakhil" tidak cukup dikenal dan diganti nama "Wahid", dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. "Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati "abang" atau "mas".[2]

Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Wahid lahir dalam keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan[3]. Ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang.

Gus Dur secara terbuka pernah menyatakan bahwa ia memiliki darah Tionghoa. Abdurrahman Wahid mengaku bahwa ia adalah keturunan dari Tan Kim Han yang menikah dengan Tan A Lok, saudara kandung Raden Patah (Tan Eng Hwa), pendiri Kesultanan Demak.[4][5] Tan A Lok dan Tan Eng Hwa ini merupakan anak dari Putri Campa, puteri Tiongkok yang merupakan selir Raden Brawijaya V.[5] Tan Kim Han sendiri kemudian berdasarkan penelitian seorang peneliti Perancis, Louis-Charles Damais diidentifikasikan sebagai Syekh Abdul Qodir Al-Shini yang diketemukan makamnya di Trowulan.[5]

Pada tahun 1944, Wahid pindah dari Jombang ke Jakarta, tempat ayahnya terpilih menjadi Ketua pertama Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), sebuah organisasi yang berdiri dengan dukungan tentara Jepang yang saat itu menduduki Indonesia. Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Gus Dur kembali ke Jombang dan tetap berada di sana selama perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda. Pada akhir perang tahun 1949, Wahid pindah ke Jakarta dan ayahnya ditunjuk sebagai Menteri Agama. Abdurrahman Wahid belajar di Jakarta, masuk ke SD KRIS sebelum pindah ke SD Matraman Perwari. Wahid juga diajarkan membaca buku non-Muslim, majalah, dan koran oleh ayahnya untuk memperluas pengetahuannya[6]. Gus Dur terus tinggal di Jakarta dengan keluarganya meskipun ayahnya sudah tidak menjadi menteri agama pada tahun 1952. Pada April 1953, ayah Wahid meninggal dunia akibat kecelakaan mobil.

Pendidikan Wahid berlanjut dan pada tahun 1954, ia masuk ke Sekolah Menengah Pertama. Pada tahun itu, ia tidak naik kelas. Ibunya lalu mengirim Gus Dur ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikannya. Pada tahun 1957, setelah lulus dari SMP, Wahid pindah ke Magelang untuk memulai Pendidikan Muslim di Pesantren Tegalrejo. Ia mengembangkan reputasi sebagai murid berbakat, menyelesaikan pendidikan pesantren dalam waktu dua tahun (seharusnya empat tahun). Pada tahun 1959, Wahid pindah ke Pesantren Tambakberas di Jombang. Di sana, sementara melanjutkan pendidikannya sendiri, Abdurrahman Wahid juga menerima pekerjaan pertamanya sebagai guru dan nantinya sebagai kepala sekolah madrasah. Gus Dur juga dipekerjakan sebagai jurnalis majalah seperti Horizon dan Majalah Budaya Jaya.[7]
Pendidikan di luar negeri

Pada tahun 1963, Wahid menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk belajar di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. Ia pergi ke Mesir pada November 1963. Meskipun ia mahir berbahasa Arab, Gus Dur diberitahu oleh pihak universitas bahwa ia harus mengambil kelas remedial sebelum belajar Islam dan bahasa Arab. Karena tidak mampu memberikan bukti bahwa ia memiliki kemampuan bahasa Arab, Wahid terpaksa mengambil kelas remedial.[8]

Abdurrahman Wahid menikmati hidup di Mesir pada tahun 1964; ia suka menonton film Eropa dan Amerika, dan juga menonton pertandingan sepak bola. Wahid juga terlibat dengan Asosiasi Pelajar Indonesia dan menjadi jurnalis majalah asosiasi tersebut. Pada akhir tahun, ia berhasil lulus kelas remedial Arabnya. Ketika ia memulai belajarnya dalam Islam dan bahasa Arab tahun 1965, Gus Dur kecewa; ia telah mempelajari banyak materi yang diberikan dan menolak metode belajar yang digunakan Universitas [9].

Di Mesir, Wahid dipekerjakan di Kedutaan Besar Indonesia. Pada saat ia bekerja, peristiwa Gerakan 30 September (G30S) terjadi. Mayor Jendral Suharto menangani situasi di Jakarta dan upaya pemberantasan komunis dilakukan. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kedutaan Besar Indonesia di Mesir diperintahkan untuk melakukan investigasi terhadap pelajar universitas dan memberikan laporan kedudukan politik mereka. Perintah ini diberikan pada Wahid, yang ditugaskan menulis laporan [10].

Wahid mengalami kegagalan di Mesir. Ia tidak setuju akan metode pendidikan serta pekerjaannya setelah G30S sangat mengganggu dirinya.[11] Pada tahun 1966, ia diberitahu bahwa ia harus mengulang belajar.[11] Pendidikan prasarjana Gus Dur diselamatkan melalui beasiswa di Universitas Baghdad.[12] Wahid pindah ke Irak dan menikmati lingkungan barunya. Meskipun ia lalai pada awalnya, Wahid dengan cepat belajar. Wahid juga meneruskan keterlibatannya dalam Asosiasi Pelajar Indonesia dan juga menulis majalah asosiasi tersebut.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Baghdad tahun 1970, Abdurrahman Wahid pergi ke Belanda untuk meneruskan pendidikannya. Wahid ingin belajar di Universitas Leiden, tetapi kecewa karena pendidikannya di Universitas Baghdad kurang diakui.[13] Dari Belanda, Wahid pergi ke Jerman dan Perancis sebelum kembali ke Indonesia tahun 1971.
Awal karier

Gus Dur kembali ke Jakarta mengharapkan bahwa ia akan pergi ke luar negeri lagi untuk belajar di Universitas McGill di Kanada. Ia membuat dirinya sibuk dengan bergabung ke Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) [14], organisasi yg terdiri dari kaum intelektual muslim progresif dan sosial demokrat. LP3ES mendirikan majalah yang disebut Prisma dan Wahid menjadi salah satu kontributor utama majalah tersebut. Selain bekerja sebagai kontributor LP3ES, Wahid juga berkeliling pesantren dan madrasah di seluruh Jawa. Pada saat itu, pesantren berusaha keras mendapatkan pendanaan dari pemerintah dengan cara mengadopsi kurikulum pemerintah. Wahid merasa prihatin dengan kondisi itu karena nilai-nilai tradisional pesantren semakin luntur akibat perubahan ini. Gus Dur juga prihatin dengan kemiskinan pesantren yang ia lihat. Pada waktu yang sama ketika mereka membujuk pesantren mengadopsi kurikulum pemerintah, pemerintah juga membujuk pesantren sebagai agen perubahan dan membantu pemerintah dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Wahid memilih batal belajar luar negeri dan lebih memilih mengembangkan pesantren.

Abdurrahman Wahid meneruskan kariernya sebagai jurnalis, menulis untuk majalah Tempo dan koran Kompas. Artikelnya diterima dengan baik dan ia mulai mengembangkan reputasi sebagai komentator sosial. Dengan popularitas itu, ia mendapatkan banyak undangan untuk memberikan kuliah dan seminar, membuat dia harus pulang-pergi antara Jakarta dan Jombang, tempat Wahid tinggal bersama keluarganya.

Meskipun memiliki karier yang sukses pada saat itu, Gus Dur masih merasa sulit hidup hanya dari satu sumber pencaharian dan ia bekerja untuk mendapatkan pendapatan tambahan dengan menjual kacang dan mengantarkan es untuk digunakan pada bisnis Es Lilin istrinya [15]. Pada tahun 1974, Wahid mendapat pekerjaan tambahan di Jombang sebagai guru di Pesantren Tambakberas dan segera mengembangkan reputasi baik. Satu tahun kemudian, Wahid menambah pekerjaannya dengan menjadi Guru Kitab Al Hikam.

Pada tahun 1977, Wahid bergabung ke Universitas Hasyim Asyari sebagai dekan Fakultas Praktek dan Kepercayaan Islam. Sekali lagi, Wahid mengungguli pekerjaannya dan Universitas ingin agar Wahid mengajar subyek tambahan seperti pedagogi, syariat Islam dan misiologi. Namun, kelebihannya menyebabkan beberapa ketidaksenangan dari sebagian kalangan universitas dan Wahid mendapat rintangan untuk mengajar subyek-subyek tersebut. Sementara menanggung semua beban tersebut, Wahid juga berpidato selama ramadhan di depan komunitas Muslim di Jombang.
Nahdlatul Ulama
Awal keterlibatan

Latar belakang keluarga Wahid segera berarti. Ia akan diminta untuk memainkan peran aktif dalam menjalankan NU. Permintaan ini berlawanan dengan aspirasi Gus Dur dalam menjadi intelektual publik dan ia dua kali menolak tawaran bergabung dengan Dewan Penasehat Agama NU. Namun, Wahid akhirnya bergabung dengan Dewan tersebut setelah kakeknya, Bisri Syansuri, memberinya tawaran ketiga [16]. Karena mengambil pekerjaan ini, Wahid juga memilih untuk pindah dari Jombang ke Jakarta dan menetap di sana. Sebagai anggota Dewan Penasehat Agama, Wahid memimpin dirinya sebagai reforman NU.

Pada saat itu, Abdurrahman Wahid juga mendapat pengalaman politik pertamanya. Pada pemilihan umum legislatif 1982, Wahid berkampanye untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sebuah Partai Islam yang dibentuk sebagai hasil gabungan 4 partai Islam termasuk NU. Wahid menyebut bahwa Pemerintah mengganggu kampanye PPP dengan menangkap orang seperti dirinya [17]. Namun, Wahid selalu berhasil lepas karena memiliki hubungan dengan orang penting seperti Jendral Benny Moerdani.
Mereformasi NU

Pada saat itu, banyak orang yang memandang NU sebagai organisasi dalam keadaan stagnasi/terhenti. Setelah berdiskusi, Dewan Penasehat Agama akhirnya membentuk Tim Tujuh (yang termasuk Wahid) untuk mengerjakan isu reformasi dan membantu menghidupkan kembali NU. Reformasi dalam organisasi termasuk perubahan keketuaan. Pada 2 Mei 1982, pejabat-pejabat tinggi NU bertemu dengan Ketua NU Idham Chalid dan meminta agar ia mengundurkan diri. Idham, yang telah memandu NU pada era transisi kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto awalnya melawan, tetapi akhirnya mundur karena tekanan. Pada 6 Mei 1982, Wahid mendengar pilihan Idham untuk mundur dan menemuinya, lalu ia berkata bahwa permintaan mundur tidak konstitusionil. Dengan himbauan Wahid, Idham membatalkan kemundurannya dan Wahid bersama dengan Tim Tujuh dapat menegosiasikan persetujuan antara Idham dan orang yang meminta kemundurannya [18].

Pada tahun 1983, Soeharto dipilih kembali sebagai presiden untuk masa jabatan ke-4 oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan mulai mengambil langkah untuk menjadikan Pancasila sebagai Ideologi Negara. Dari Juni 1983 hingga Oktober 1983, Wahid menjadi bagian dari kelompok yang ditugaskan untuk menyiapkan respon NU terhadap isu tersebut. Wahid berkonsultasi dengan bacaan seperti Quran dan Sunnah untuk pembenaran dan akhirnya, pada Oktober 1983, ia menyimpulkan bahwa NU harus menerima Pancasila sebagai Ideologi Negara [19]. Untuk lebih menghidupkan kembali NU, Wahid juga mengundurkan diri dari PPP dan partai politik. Hal ini dilakukan sehingga NU dapat fokus dalam masalah sosial daripada terhambat dengan terlibat dalam politik.
Terpilih sebagai ketua dan masa jabatan pertama

Reformasi Wahid membuatnya sangat populer di kalangan NU. Pada saat Musyawarah Nasional 1984, banyak orang yang mulai menyatakan keinginan mereka untuk menominasikan Wahid sebagai ketua baru NU. Wahid menerima nominasi ini dengan syarat ia mendapatkan wewenang penuh untuk memilih para pengurus yang akan bekerja di bawahnya. Wahid terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada Musyawarah Nasional tersebut. Namun demikian, persyaratannya untuk dapat memilih sendiri para pengurus di bawahnya tidak terpenuhi. Pada hari terakhir Munas, daftar anggota Wahid sedang dibahas persetujuannya oleh para pejabat tinggu NU termasuk Ketua PBNU sebelumnya, Idham Chalid. Wahid sebelumnya telah memberikan sebuah daftar kepada Panitia Munas yang sedianya akan diumumkan hari itu. Namun demikian, Panitia Munas, yang bertentangan dengan Idham, mengumumkan sebuah daftar yang sama sekali berbeda kepada para peserta Munas.[20]

Terpilihnya Gus Dur dilihat positif oleh Suharto dan rezim Orde Baru. Penerimaan Wahid terhadap Pancasila bersamaan dengan citra moderatnya menjadikannya disukai oleh pejabat pemerintahan. Pada tahun 1985, Suharto menjadikan Gus Dur indoktrinator Pancasila.[21] Pada tahun 1987, Abdurrahman Wahid menunjukan dukungan lebih lanjut terhadap rezim tersebut dengan mengkritik PPP dalam pemilihan umum legislatif 1987 dan memperkuat Partai Golkar Suharto. Ia kemudian menjadi anggota MPR mewakili Golkar. Meskipun ia disukai oleh rezim, Wahid mengkritik pemerintah karena proyek Waduk Kedung Ombo yang didanai oleh Bank Dunia.[22] Hal ini merenggangkan hubungan Wahid dengan pemerintah, namun saat itu Suharto masih mendapat dukungan politik dari NU.

Selama masa jabatan pertamanya, Gus Dur fokus dalam mereformasi sistem pendidikan pesantren dan berhasil meningkatkan kualitas sistem pendidikan pesantren sehingga dapat menandingi sekolah sekular.[23] Pada tahun 1987, Gus Dur juga mendirikan kelompok belajar di Probolinggo, Jawa Timur untuk menyediakan forum individu sependirian dalam NU untuk mendiskusikan dan menyediakan interpretasi teks Muslim.[24] Gus Dur pernah pula menghadapi kritik bahwa ia mengharapkan mengubah salam Muslim "assalamualaikum" menjadi salam sekular "selamat pagi".[25]
Masa jabatan kedua dan melawan Orde Baru

Wahid terpilih kembali untuk masa jabatan kedua Ketua NU pada Musyawarah Nasional 1989. Pada saat itu, Soeharto, yang terlibat dalam pertempuran politik dengan ABRI, mulai menarik simpati Muslim untuk mendapat dukungan mereka. Pada Desember 1990, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dibentuk untuk menarik hati Muslim Intelektual. Organisasi ini didukung oleh Soeharto, diketuai oleh Baharuddin Jusuf Habibie dan di dalamnya terdapat intelektual Muslim seperti Amien Rais dan Nurcholish Madjid sebagai anggota. Pada tahun 1991, beberapa anggota ICMI meminta Gus Dur bergabung. Gus Dur menolak karena ia mengira ICMI mendukung sektarianisme dan akan membuat Soeharto tetap kuat.[26] Pada tahun 1991, Wahid melawan ICMI dengan membentuk Forum Demokrasi, organisasi yang terdiri dari 45 intelektual dari berbagai komunitas religius dan sosial. Organisasi ini diperhitungkan oleh pemerintah dan pemerintah menghentikan pertemuan yang diadakan oleh Forum Demokrasi saat menjelang pemilihan umum legislatif 1992.

Pada Maret 1992, Gus Dur berencana mengadakan Musyawarah Besar untuk merayakan ulang tahun NU ke-66 dan mengulang pernyataan dukungan NU terhadap Pancasila. Wahid merencanakan acara itu dihadiri oleh paling sedikit satu juta anggota NU. Namun, Soeharto menghalangi acara tersebut, memerintahkan polisi untuk mengembalikan bus berisi anggota NU ketika mereka tiba di Jakarta. Akan tetapi, acara itu dihadiri oleh 200.000 orang. Setelah acara, Gus Dur mengirim surat protes kepada Soeharto menyatakan bahwa NU tidak diberi kesempatan menampilkan Islam yang terbuka, adil dan toleran.[27] Selama masa jabatan keduanya sebagai ketua NU, ide liberal Gus Dur mulai mengubah banyak pendukungnya menjadi tidak setuju. Sebagai ketua, Gus Dur terus mendorong dialog antar agama dan bahkan menerima undangan mengunjungi Israel pada Oktober 1994.[28]
Masa jabatan ketiga dan menuju reformasi

Menjelang Musyawarah Nasional 1994, Gus Dur menominasikan dirinya untuk masa jabatan ketiga. Mendengar hal itu, Soeharto ingin agar Wahid tidak terpilih. Pada minggu-minggu sebelum munas, pendukung Soeharto, seperti Habibie dan Harmoko berkampanye melawan terpilihnya kembali Gus Dur. Ketika musyawarah nasional diadakan, tempat pemilihan dijaga ketat oleh ABRI dalam tindakan intimidasi.[29] Terdapat juga usaha menyuap anggota NU untuk tidak memilihnya. Namun, Gus Dur tetap terpilih sebagai ketua NU untuk masa jabatan ketiga. Selama masa ini, Gus Dur memulai aliansi politik dengan Megawati Soekarnoputri dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Megawati yang menggunakan nama ayahnya memiliki popularitas yang besar dan berencana tetap menekan rezim Soeharto. Wahid menasehati Megawati untuk berhati-hati dan menolak dipilih sebagai Presiden untuk Sidang Umum MPR 1998. Megawati mengacuhkannya dan harus membayar mahal ketika pada Juli 1996 markas PDInya diambil alih oleh pendukung Ketua PDI yang didukung pemerintah, Soerjadi.

Melihat apa yang terjadi terhadap Megawati, Gus Dur berpikir bahwa pilihan terbaiknya sekarang adalah mundur secara politik dengan mendukung pemerintah. Pada November 1996, Wahid dan Soeharto bertemu pertama kalinya sejak pemilihan kembali Gus Dur sebagai ketua NU dan beberapa bulan berikutnya diikuti dengan pertemuan dengan berbagai tokoh pemerintah yang pada tahun 1994 berusaha menghalangi pemilihan kembali Gus Dur.[30] Pada saat yang sama, Gus Dur membiarkan pilihannya untuk melakukan reformasi tetap terbuka dan pada Desember 1996 bertemu dengan Amien Rais, anggota ICMI yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah.

Juli 1997 merupakan awal dari Krisis Finansial Asia. Soeharto mulai kehilangan kendali atas situasi tersebut. Gus Dur didorong untuk melakukan reformasi dengan Megawati dan Amien, namun ia terkena stroke pada Januari 1998. Dari rumah sakit, Wahid melihat situasi terus memburuk dengan pemilihan kembali Soeharto sebagai Presiden dan protes mahasiswa yang menyebabkan terjadinya kerusuhan Mei 1998 setelah penembakan enam mahasiswa di Universitas Trisakti. Pada tanggal 19 Mei 1998, Gus Dur, bersama dengan delapan pemimpin penting dari komunitas Muslim, dipanggil ke kediaman Soeharto. Soeharto memberikan konsep Komite Reformasi yang ia usulkan. Sembilan pemimpin tersebut menolak untuk bergabung dengan Komite Reformasi. Gus Dur memiliki pendirian yang lebih moderat dengan Soeharto dan meminta demonstran berhenti untuk melihat apakah Soeharto akan menepati janjinya.[31] Hal tersebut tidak disukai Amien, yang merupakan oposisi Soeharto yang paling kritis pada saat itu. Namun, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada tanggal 21 Mei 1998. Wakil Presiden Habibie menjadi presiden menggantikan Soeharto.
Reformasi
Pembentukan PKB dan Pernyataan Ciganjur

Salah satu dampak jatuhnya Soeharto adalah pembentukan partai politik baru. Di bawah rezim Soeharto, hanya terdapat tiga pertai politik: Golkar, PPP dan PDI. Dengan jatuhnya Soeharto, partai-partai politik mulai terbentuk, dengan yang paling penting adalah Partai Amanat Nasional (PAN) bentukan Amien dan Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) bentukan Megawati. Pada Juni 1998, banyak orang dari komunitas NU meminta Gus Dur membentuk partai politik baru. Ia tidak langsung mengimplementasikan ide tersebut. Namun pada Juli 1998 Gus Dur mulai menanggapi ide tersebut karena mendirikan partai politik merupakan satu-satunya cara untuk melawan Golkar dalam pemilihan umum. Wahid menyetujui pembentukan PKB dan menjadi Ketua Dewan Penasehat dengan Matori Abdul Djalil sebagai ketua partai. Meskipun partai tersebut didominasi anggota NU, Gus Dur menyatakan bahwa partai tersebut terbuka untuk semua orang.

Pada November 1998, dalam pertemuan di Ciganjur, Gus Dur, bersama dengan Megawati, Amien, dan Sultan Hamengkubuwono X kembali menyatakan komitmen mereka untuk reformasi. Pada 7 Februari 1999, PKB secara resmi menyatakan Gus Dur sebagai kandidat pemilihan presiden.
Pemilu 1999 dan Sidang Umum MPR
Amien Rais dan Gus Dur pada Sidang Umum MPR.

Pada Juni 1999, partai PKB ikut serta dalam arena pemilu legislatif. PKB memenangkan 12% suara dengan PDI-P memenangkan 33% suara. Dengan kemenangan partainya, Megawati memperkirakan akan memenangkan pemilihan presiden pada Sidang Umum MPR. Namun, PDI-P tidak memiliki mayoritas penuh, sehingga membentuk aliansi dengan PKB. Pada Juli, Amien Rais membentuk Poros Tengah, koalisi partai-partai Muslim.[32] Poros Tengah mulai menominasikan Gus Dur sebagai kandidat ketiga pada pemilihan presiden dan komitmen PKB terhadap PDI-P mulai berubah.

Pada 7 Oktober 1999, Amien dan Poros Tengah secara resmi menyatakan Abdurrahman Wahid sebagai calon presiden.[33] Pada 19 Oktober 1999, MPR menolak pidato pertanggungjawaban Habibie dan ia mundur dari pemilihan presiden. Beberapa saat kemudian, Akbar Tanjung, ketua Golkar dan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan Golkar akan mendukung Gus Dur. Pada 20 Oktober 1999, MPR kembali berkumpul dan mulai memilih presiden baru. Abdurrahman Wahid kemudian terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4 dengan 373 suara, sedangkan Megawati hanya 313 suara.[34]

Tidak senang karena calon mereka gagal memenangkan pemilihan, pendukung Megawati mengamuk dan Gus Dur menyadari bahwa Megawati harus terpilih sebagai wakil presiden. Setelah meyakinkan jendral Wiranto untuk tidak ikut serta dalam pemilihan wakil presiden dan membuat PKB mendukung Megawati, Gus Dur pun berhasil meyakinkan Megawati untuk ikut serta. Pada 21 Oktober 1999, Megawati ikut serta dalam pemilihan wakil presiden dan mengalahkan Hamzah Haz dari PPP.
Kepresidenan
1999

Kabinet pertama Gus Dur, Kabinet Persatuan Nasional, adalah kabinet koalisi yang meliputi anggota berbagai partai politik: PDI-P, PKB, Golkar, PPP, PAN, dan Partai Keadilan (PK). Non-partisan dan TNI juga ada dalam kabinet tersebut. Wahid kemudian mulai melakukan dua reformasi pemerintahan. Reformasi pertama adalah membubarkan Departemen Penerangan, senjata utama rezim Soeharto dalam menguasai media. Reformasi kedua adalah membubarkan Departemen Sosial yang korup.[35]

Pada November 1999, Wahid mengunjungi negara-negara anggota ASEAN, Jepang, Amerika Serikat, Qatar, Kuwait, dan Yordania. Setelah itu, pada bulan Desember, ia mengunjungi Republik Rakyat Cina.[36]

Setelah satu bulan berada dalam Kabinet Persatuan Nasional, Menteri Menteri Koordinator Pengentasan Kemiskinan (Menko Taskin) Hamzah Haz mengumumkan pengunduran dirinya pada bulan November. Muncul dugaan bahwa pengunduran dirinya diakibatkan karena Gus Dur menuduh beberapa anggota kabinet melakukan korupsi selama ia masih berada di Amerika Serikat.[35] Beberapa menduga bahwa pengunduran diri Hamzah Haz diakibatkan karena ketidaksenangannya atas pendekatan Gus Dur dengan Israel [37].

Rencana Gus Dur adalah memberikan Aceh referendum. Namun referendum ini menentukan otonomi dan bukan kemerdekaan seperti referendum Timor Timur. Gus Dur juga ingin mengadopsi pendekatan yang lebih lembut terhadap Aceh dengan mengurangi jumlah personel militer di Negeri Serambi Mekkah tersebut. Pada 30 Desember, Gus Dur mengunjungi Jayapura di provinsi Irian Jaya. Selama kunjungannya, Abdurrahman Wahid berhasil meyakinkan pemimpin-pemimpin Papua bahwa ia mendorong penggunaan nama Papua.[38]
2000
Abdurrahman Wahid di Forum Ekonomi Dunia tahun 2000.

Pada Januari 2000, Gus Dur melakukan perjalanan ke luar negeri lainnya ke Swiss untuk menghadiri Forum Ekonomi Dunia dan mengunjungi Arab Saudi dalam perjalanan pulang menuju Indonesia. Pada Februari, Wahid melakukan perjalanan luar negeri ke Eropa lainnya dengan mengunjungi Inggris, Perancis, Belanda, Jerman, dan Italia. Dalam perjalanan pulang dari Eropa, Gus Dur juga mengunjungi India, Korea Selatan, Thailand, dan Brunei Darussalam. Pada bulan Maret, Gus Dur mengunjungi Timor Leste. Di bulan April, Wahid mengunjungi Afrika Selatan dalam perjalanan menuju Kuba untuk menghadiri pertemuan G-77, sebelum kembali melewati Kota Meksiko dan Hong Kong. Pada bulan Juni, Wahid sekali lagi mengunjungi Amerika, Jepang, dan Perancis dengan Iran, Pakistan, dan Mesir sebagai tambahan baru ke dalam daftar negara-negara yang dikunjunginya.[39]

Ketika Gus Dur berkelana ke Eropa pada bulan Februari, ia mulai meminta Jendral Wiranto mengundurkan diri dari jabatan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan. Gus Dur melihat Wiranto sebagai halangan terhadap rencana reformasi militer dan juga karena tuduhan pelanggaran HAM di Timor Timur terhadap Wiranto.[40]

Ketika Gus Dur kembali ke Jakarta, Wiranto berbicara dengannya dan berhasil meyakinkan Gus Dur agar tidak menggantikannya. Namun, Gus Dur kemudian mengubah pikirannya dan memintanya mundur. Pada April 2000, Gus Dur memecat Menteri Negara Perindustrian dan Perdagangan Jusuf Kalla dan Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi. Alasan yang diberikan Wahid adalah bahwa keduanya terlibat dalam kasus korupsi, meskipun Gus Dur tidak pernah memberikan bukti yang kuat.[41] Hal ini memperburuk hubungan Gus Dur dengan Golkar dan PDI-P.

Pada Maret 2000, pemerintahan Gus Dur mulai melakukan negosiasi dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dua bulan kemudian, pemerintah menandatangani nota kesepahaman dengan GAM hingga awal tahun 2001, saat kedua penandatangan akan melanggar persetujuan.[42] Gus Dur juga mengusulkan agar TAP MPRS No. XXIX/MPR/1966 yang melarang Marxisme-Leninisme dicabut.[43]

Ia juga berusaha membuka hubungan dengan Israel, yang menyebabkan kemarahan pada kelompok Muslim Indonesia.[44] Isu ini diangkat dalam pidato Ribbhi Awad, duta besar Palestina untuk Indonesia, kepada parlemen Palestina tahun 2000. Isu lain yang muncul adalah keanggotaan Gus Dur pada Yayasan Shimon Peres. Baik Gus Dur dan menteri luar negerinya Alwi Shihab menentang penggambaran Presiden Indonesia yang tidak tepat, dan Alwi meminta agar Awad, duta besar Palestina untuk Indonesia, diganti.[45]

Dalam usaha mereformasi militer dan mengeluarkan militer dari ruang sosial-politik, Gus Dur menemukan sekutu, yaitu Agus Wirahadikusumah, yang diangkatnya menjadi Panglima Kostrad pada bulan Maret. Pada Juli 2000, Agus mulai membuka skandal yang melibatkan Dharma Putra, yayasan yang memiliki hubungan dengan Kostrad. Melalui Megawati, anggota TNI mulai menekan Wahid untuk mencopot jabatan Agus. Gus Dur mengikuti tekanan tersebut, tetapi berencana menunjuk Agus sebagai Kepala Staf Angkatan Darat. Petinggi TNI merespon dengan mengancam untuk pensiun, sehingga Gus Dur kembali harus menurut pada tekanan.[46]

Hubungan Gus Dur dengan TNI semakin memburuk ketika Laskar Jihad tiba di Maluku dan dipersenjatai oleh TNI. Laskar Jihad pergi ke Maluku untuk membantu orang Muslim dalam konflik dengan orang Kristen. Wahid meminta TNI menghentikan aksi Laskar Jihad, namun mereka tetap berhasil mencapai Maluku dan dipersenjatai oleh senjata TNI.[47]

Muncul pula dua skandal pada tahun 2000, yaitu skandal Buloggate dan Bruneigate. Pada bulan Mei, Badan Urusan Logistik (BULOG) melaporkan bahwa $4 juta menghilang dari persediaan kas Bulog. Tukang pijit pribadi Gus Dur mengklaim bahwa ia dikirim oleh Gus Dur ke Bulog untuk mengambil uang.[48] Meskipun uang berhasil dikembalikan, musuh Gus Dur menuduhnya terlibat dalam skandal ini. Skandal ini disebut skandal Buloggate. Pada waktu yang sama, Gus Dur juga dituduh menyimpan uang $2 juta untuk dirinya sendiri. Uang itu merupakan sumbangan dari Sultan Brunei untuk membantu di Aceh. Namun, Gus Dur gagal mempertanggungjawabkan dana tersebut. Skandal ini disebut skandal Bruneigate.

Sidang Umum MPR 2000 hampir tiba, popularitas Gus Dur masih tinggi. Sekutu Wahid seperti Megawati, Akbar dan Amien masih mendukungnya meskipun terjadi berbagai skandal dan pencopotan menteri. Pada Sidang Umum MPR, pidato Gus Dur diterima oleh mayoritas anggota MPR. Selama pidato, Wahid menyadari kelemahannya sebagai pemimpin dan menyatakan ia akan mewakilkan sebagian tugas.[49] Anggota MPR setuju dan mengusulkan agar Megawati menerima tugas tersebut. Pada awalnya MPR berencana menerapkan usulan ini sebagai TAP MPR, akan tetapi Keputusan Presiden dianggap sudah cukup. Pada 23 Agustus, Gus Dur mengumumkan kabinet baru meskipun Megawati ingin pengumuman ditunda. Megawati menunjukan ketidaksenangannya dengan tidak hadir pada pengumuman kabinet. Kabinet baru lebih kecil dan meliputi lebih banyak non-partisan. Tidak terdapat anggota Golkar dalam kabinet baru Gus Dur.

Pada September, Gus Dur menyatakan darurat militer di Maluku karena kondisi di sana semakin memburuk. Pada saat itu semakin jelas bahwa Laskar Jihad didukung oleh anggota TNI dan juga kemungkinan didanai oleh Fuad Bawazier, menteri keuangan terakhir Soeharto. Pada bulan yang sama, bendera bintang kejora berkibar di Papua Barat. Gus Dur memperbolehkan bendera bintang kejora dikibarkan asalkan berada di bawah bendera Indonesia.[50] Ia dikritik oleh Megawati dan Akbar karena hal ini. Pada 24 Desember 2000, terjadi serangan bom terhadap gereja-gereja di Jakarta dan delapan kota lainnya di seluruh Indonesia.

Pada akhir tahun 2000, terdapat banyak elit politik yang kecewa dengan Abdurrahman Wahid. Orang yang paling menunjukan kekecewaannya adalah Amien. Ia menyatakan kecewa mendukung Gus Dur sebagai presiden tahun lalu. Amien juga berusaha mengumpulkan oposisi dengan meyakinkan Megawati dan Gus Dur untuk merenggangkan otot politik mereka. Megawati melindungi Gus Dur, sementara Akbar menunggu pemilihan umum legislatif tahun 2004. Pada akhir November, 151 DPR menandatangani petisi yang meminta pemakzulan Gus Dur.[51]
2001 dan akhir kekuasaan

Pada Januari 2001, Gus Dur mengumumkan bahwa Tahun Baru Cina (Imlek) menjadi hari libur opsional.[52] Tindakan ini diikuti dengan pencabutan larangan penggunaan huruf Tionghoa. Gus Dur lalu mengunjungi Afrika Utara dan juga Arab Saudi untuk naik haji.[53] Abdurrahman Wahid melakukan kunjungan terakhirnya ke luar negeri sebagai presiden pada Juni 2001 ketika ia mengunjungi Australia.

Pada pertemuan dengan rektor-rektor universitas pada 27 Januari 2001, Gus Dur menyatakan kemungkinan Indonesia masuk kedalam anarkisme. Ia lalu mengusulkan pembubaran DPR jika hal tersebut terjadi.[54] Pertempuan tersebut menambah gerakan anti-Wahid. Pada 1 Februari, DPR bertemu untuk mengeluarkan nota terhadap Gus Dur. Nota tersebut berisi diadakannya Sidang Khusus MPR dimana pemakzulan Presiden dapat dilakukan. Anggota PKB hanya bisa walk out dalam menanggapi hal ini. Nota ini juga menimbulkan protes di antara NU. Di Jawa Timur, anggota NU melakukan protes di sekitar kantor regional Golkar. Di Jakarta, oposisi Gus Dur turun menuduhnya mendorong protes tersebut. Gus Dur membantah dan pergi untuk berbicara dengan demonstran di Pasuruan.[55]. Namun, demonstran NU terus menunjukan dukungan mereka kepada Gus Dur dan pada bulan April mengumumkan bahwa mereka siap untuk mempertahankan Gus Dur sebagai presiden hingga mati.

Pada bulan Maret, Gus Dur mencoba membalas oposisi dengan melawan disiden pada kabinetnya. Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Yusril Ihza Mahendra dicopot dari kabinet karena ia mengumumkan permintaan agar Gus Dur mundur.[56] Menteri Kehutanan Nurmahmudi Ismail juga dicopot dengan alasan berbeda visi dengan Presiden, berlawanan dalam pengambilan kebijakan, dan diangap tidak dapat mengendalikan Partai Keadilan,[57] yang pada saat itu massanya ikut dalam aksi menuntut Gus Dur mundur. Dalam menanggapi hal ini, Megawati mulai menjaga jarak dan tidak hadir dalam inagurasi penggantian menteri. Pada 30 April, DPR mengeluarkan nota kedua dan meminta diadakannya Sidang Istimewa MPR pada 1 Agustus.

Gus Dur mulai putus asa dan meminta Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyatakan keadaan darurat. Yudhoyono menolak dan Gus Dur memberhentikannya dari jabatannya beserta empat menteri lainnya dalam reshuffle kabinet pada tanggal 1 Juli 2001.[58] Akhirnya pada 20 Juli, Amien Rais menyatakan bahwa Sidang Istimewa MPR akan dimajukan pada 23 Juli. TNI menurunkan 40.000 tentara di Jakarta dan juga menurunkan tank yang menunjuk ke arah Istana Negara sebagai bentuk penunjukan kekuatan.[59]. Gus Dur kemudian mengumumkan pemberlakuan dekrit yang berisi (1) pembubaran MPR/DPR, (2) mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam waktu satu tahun, dan (3) membekukan Partai Golkar[60] sebagai bentuk perlawanan terhadap Sidang Istimewa MPR. Namun dekrit tersebut tidak memperoleh dukungan dan pada 23 Juli, MPR secara resmi memakzulkan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Sukarnoputri.[61] Abdurrahman Wahid terus bersikeras bahwa ia adalah presiden dan tetap tinggal di Istana Negara selama beberapa hari, namun akhirnya pada tanggal 25 Juli ia pergi ke Amerika Serikat karena masalah kesehatan.[62]
Aktivitas setelah kepresidenan
Perpecahan pada tubuh PKB

Sebelum Sidang Khusus MPR, anggota PKB setuju untuk tidak hadir sebagai lambang solidaritas. Namun, Matori Abdul Djalil, ketua PKB, bersikeras hadir karena ia adalah Wakil Ketua MPR. Dengan posisinya sebagai Kepala Dewan Penasehat, Gus Dur menjatuhkan posisi Matori sebagai Ketua PKB pada tanggal 15 Agustus 2001 dan melarangnya ikut serta dalam aktivitas partai sebelum mencabut keanggotaan Matori pada bulan November.[63] Pada tanggal 14 Januari 2002, Matori mengadakan Munas Khusus yang dihadiri oleh pendukungnya di PKB. Munas tersebut memilihnya kembali sebagai ketua PKB. Gus Dur membalasnya dengan mengadakan Munasnya sendiri pada tanggal 17 Januari, sehari setelah Munas Matori selesai[64] Musyawarah Nasional memilih kembali Gus Dur sebagai Ketua Dewan Penasehat dan Alwi Shihab sebagai Ketua PKB. PKB Gus Dur lebih dikenal sebagai PKB Kuningan sementara PKB Matori dikenal sebagai PKB Batutulis.
Pemilihan umum 2004

Pada April 2004, PKB berpartisipasi dalam Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2004, memperoleh 10.6% suara. Untuk Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2004, dimana rakyat akan memilih secara langsung, PKB memilih Wahid sebagai calon presiden. Namun, Gus Dur gagal melewati pemeriksaan medis sehingga Komisi Pemilihan Umum menolak memasukannya sebagai kandidat. Gus Dur lalu mendukung Solahuddin yang merupakan pasangan dari Wiranto. Pada 5 Juli 2004, Wiranto dan Solahuddin kalah dalam pemilu. Untuk pemilihan kedua antara pasangan Yudhoyono-Kalla dengan Megawati-Muzadi, Gus Dur menyatakan golput.
Oposisi terhadap pemerintahan SBY

Pada Agustus 2005, Gus Dur menjadi salah satu pemimpin koalisi politik yang bernama Koalisi Nusantara Bangkit Bersatu. Bersama dengan Try Sutrisno, Wiranto, Akbar Tanjung dan Megawati, koalisi ini mengkritik kebijakan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, terutama mengenai pencabutan subsidi BBM yang akan menyebabkan naiknya harga BBM.
Kehidupan pribadi

Wahid menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat orang anak: Alissa Qotrunnada, Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny), Anita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari. Yenny juga aktif berpolitik di Partai Kebangkitan Bangsa dan saat ini adalah direktur The Wahid Institute.
Kematian

Gus Dur menderita banyak penyakit, bahkan sejak ia mulai menjabat sebagai presiden. Ia menderita gangguan penglihatan sehingga seringkali surat dan buku yang harus dibaca atau ditulisnya harus dibacakan atau dituliskan oleh orang lain. Beberapa kali ia mengalami serangan strok. Diabetes dan gangguan ginjal juga dideritanya. Ia wafat pada hari Rabu, 30 Desember 2009, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada pukul 18.45 akibat berbagai komplikasi penyakit tersebut, yang dideritanya sejak lama. Sebelum wafat ia harus menjalani hemodialisis (cuci darah) rutin. Menurut Salahuddin Wahid adiknya, Gus Dur wafat akibat sumbatan pada arteri.[65] Seminggu sebelum dipindahkan ke Jakarta ia sempat dirawat di Jombang seusai mengadakan perjalanan di Jawa Timur.[66]
Penghargaan

Pada tahun 1993, Gus Dur menerima Ramon Magsaysay Award, sebuah penghargaan yang cukup prestisius untuk kategori Community Leadership. [67]

Wahid ditahbiskan sebagai "Bapak Tionghoa" oleh beberapa tokoh Tionghoa Semarang di Kelenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok, yang selama ini dikenal sebagai kawasan Pecinan pada tanggal 10 Maret 2004.[5]

Pada 11 Agustus 2006, Gadis Arivia dan Gus Dur mendapatkan Tasrif Award-AJI sebagai Pejuang Kebebasan Pers 2006.[68] Penghargaan ini diberikan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Gus Dur dan Gadis dinilai memiliki semangat, visi, dan komitmen dalam memperjuangkan kebebasan berekpresi, persamaan hak, semangat keberagaman, dan demokrasi di Indonesia. Gus Dur dan Gadis dipilih oleh dewan juri yang terdiri dari budayawan Butet Kertaradjasa, pemimpin redaksi The Jakarta Post Endy Bayuni, dan Ketua Komisi Nasional Perempuan Chandra Kirana. Mereka berhasil menyisihkan 23 kandidat lain. Penghargaan Tasrif Award bagi Gus Dur menuai protes dari para wartawan yang hadir dalam acara jumpa pers itu.[69] Seorang wartawan mengatakan bahwa hanya karena upaya Gus Dur menentang RUU Anti Pornoaksi dan Pornografi, ia menerima penghargaan tersebut. Sementara wartawan lain seperti Ati Nurbaiti, mantan Ketua Umum AJI Indonesia dan wartawan The Jakarta Post membantah dan mempertanyakan hubungan perjuangan Wahid menentang RUU APP dengan kebebasan pers.[69]

Ia mendapat penghargaan dari Simon Wiethemthal Center, sebuah yayasan yang bergerak di bidang penegakan Hak Asasi Manusia. Wahid mendapat penghargaan tersebut karena menurut mereka ia merupakan salah satu tokoh yang peduli terhadap persoalan HAM.[70][71] Gus Dur memperoleh penghargaan dari Mebal Valor yang berkantor di Los Angeles karena Wahid dinilai memiliki keberanian membela kaum minoritas, salah satunya dalam membela umat beragama Konghucu di Indonesia dalam memperoleh hak-haknya yang sempat terpasung selama era orde baru.[70] Wahid juga memperoleh penghargaan dari Universitas Temple. Namanya diabadikan sebagai nama kelompok studi Abdurrahman Wahid Chair of Islamic Study.[70]
Doktor kehormatan

Gus Dur juga banyak memperoleh gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) dari berbagai lembaga pendidikan:

* Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum dari Universitas Thammasat, Bangkok, Thailand (2000)[72]
* Doktor Kehormatan dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand (2000)[72]
* Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan Politik, Ilmu Ekonomi dan Manajemen, dan Ilmu Humaniora dari Pantheon Universitas Sorbonne, Paris, Prancis (2000)[72]
* Doktor Kehormatan dari Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Thailand (2000)
* Doktor Kehormatan dari Universitas Twente, Belanda (2000) [73]
* Doktor Kehormatan dari Universitas Jawaharlal Nehru, India (2000)[72]
* Doktor Kehormatan dari Universitas Soka Gakkai, Tokyo, Jepang (2002)[72]
* Doktor Kehormatan bidang Kemanusiaan dari Universitas Netanya, Israel (2003)[74]
* Doktor Kehormatan bidang Hukum dari Universitas Konkuk, Seoul, Korea Selatan (2003)[72]
* Doktor Kehormatan dari Universitas Sun Moon, Seoul, Korea Selatan (2003)

Senin, 28 Desember 2009

बाह दुरियन Durian





Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya adalah "King of Fruit" (raja dari segala buah), dan durian adalah buah yang kontroversial. Meskipun banyak yang menyukainya, sebagian yang lain muak dengan aromanya.
Sesungguhnya, tumbuhan dengan nama durian bukanlah spesies tunggal tetapi sekelompok tumbuhan dari marga Durio.[1] Namun demikian, yang dimaksud dengan durian (tanpa imbuhan apa-apa) biasanya adalah Durio zibethinus. Jenis-jenis durian lain yang dapat dimakan dan kadangkala ditemukan di pasar tempatan di Asia Tenggara di antaranya adalah lai (D. kutejensis), kerantungan (D. oxleyanus), durian kura-kura atau kekura (D. graveolens), serta lahung (D. dulcis). Untuk selanjutnya, uraian di bawah ini mengacu kepada D. zibethinus.
Nama-nama lokal
Terdapat banyak nama lokal. Nama terbanyak ditemukan di Kalimantan, yang mengacu pada berbagai varietas dan spesies yang berbeda. Durian di Jawa dikenal sebagai duren (bahasa Jawa, bahasa Betawi) dan kadu (bahasa Sunda). Di Sumatera dikenal sebagai durian dan duren (bahasa Gayo). Di Sulawesi, orang Manado menyebutnya duriang, sementara orang Toraja duliang. Di Pulau Seram bagian timur disebut rulen.[2]
Botani


Tajuk dan percabangan pohon durian di Cimahpar, Bogor
Penyebaran
Durian berasal dari Malaysia, Indonesia, dan Brunei, meskipun pohonnya dapat tumbuh di sembarang cuaca yang serupa. Pusat keragaman biologi dan ekologi durian adalah Borneo (Pulau Borneo). Akan tetapi yang menjadi eksportir penting durian adalah Thailand, yang mampu mengembangkan kultivar dengan mutu tinggi. Tempat yang lain di mana durian ditanam termasuk Mindanao di Filipina, Queensland di Australia, Kamboja, Laos, Vietnam, India, dan Sri Lanka.
Di Filipina, pusat penghasil durian adalah di daerah Davao di Pulau Mindanao. Festival Kadayawan merupakan perayaan tahunan untuk durian di Davao City.
Di dunia Barat, durian dapat ditemukan di toko-toko Asia milik orang Malaysia,Vietnam, Tionghoa, Thai, dll.
Pemerian morfologi
Pohon tahunan, hijau abadi (pengguguran daun tidak tergantung musim) tetapi ada saat tertentu untuk menumbuhkan daun-daun baru (periode flushing atau peronaan) yang terjadi setelah masa berbuah selesai. Tumbuh tinggi dapat mencapai ketinggian 25–50 m tergantung spesiesnya,[3] pohon durian sering memiliki banir (akar papan). Pepagan (kulit batang) berwarna coklat kemerahan, mengelupas tak beraturan. Tajuknya rindang dan renggang.
Daun berbentuk jorong hingga lanset, 10-15(-17) cm × 3-4,5(-12,5) cm; terletak berseling; bertangkai; berpangkal lancip atau tumpul dan berujung lancip melandai; sisi atas berwarna hijau terang, sisi bawah tertutup sisik-sisik berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu bintang.[4]
Bunga (juga buahnya) muncul langsung dari batang (cauliflorous) atau cabang-cabang yang tua di bagian pangkal (proximal), berkelompok dalam karangan berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup bunganya membulat, sekitar 2 cm diameternya, bertangkai panjang. Kelopak bunga bentuk tabung sepanjang lk. 3 cm, daun kelopak tambahan terpecah menjadi 2-3 cuping berbentuk bundar telur. Mahkota bentuk sudip, kira-kira 2× panjang kelopak, berjumlah 5 helai, keputih-putihan. Benang sarinya banyak, terbagi ke dalam 5 berkas; kepala putiknya membentuk bongkol, dengan tangkai yang berbulu.[4] Bunga muncul dari kuncup dorman, mekar pada sore hari dan bertahan hingga beberapa hari. Pada siang hari bunga menutup. Bunga ini menyebarkan aroma wangi yang berasal dari kelenjar nektar di bagian pangkalnya untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya.[5] Kajian di Malaysia pada tahun 1970-an menunjukkan bahwa penyerbuk durian adalah kelelawar Eonycteris spelaea. Penelitian tahun 1996 lebih jauh menunjukkan bahwa hewan lain, seperti burung madu Nectariniidae dan lebah turut serta dalam penyerbukan tiga kerabat durian lainnya.[3][6]


Bunga durian, keluar langsung dari batang/cabang secara berkelompok
Buah durian bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat telur hingga lonjong, dengan panjang hingga 25 cm dan diameter hingga 20 cm.[4] Kulit buahnya tebal, permukaannya bersudut tajam ("berduri", karena itu disebut "durian", walaupun ini bukan duri dalam pengertian botani), berwarna hijau kekuning-kuningan, kecoklatan, hingga keabu-abuan.
Buah berkembang setelah pembuahan dan memerlukan 4-6 bulan untuk pemasakan. Pada masa pemasakan terjadi persaingan antarbuah pada satu kelompok, sehingga hanya satu atau beberapa buah yang akan mencapai kemasakan, dan sisanya gugur. Buah akan jatuh sendiri apabila masak. Pada umumnya berat buah durian dapat mencapai 1,5 hingga 5 kilogram, sehingga kebun durian menjadi kawasan yang berbahaya pada masa musim durian. Apabila jatuh di atas kepala seseorang, buah durian dapat menyebabkan cedera berat atau bahkan kematian.
Setiap buah memiliki lima ruang (awam menyebutnya "kamar"), yang menunjukkan banyaknya daun buah yang dimiliki. Masing-masing ruangan terisi oleh beberapa biji, biasanya tiga butir atau lebih, lonjong hingga 4 cm panjangnya, dan berwarna merah muda kecoklatan mengkilap. Biji terbungkus oleh arilus (salut biji, yang biasa disebut sebagai "daging buah" durian) berwarna putih hingga kuning terang dengan ketebalan yang bervariasi, namun pada kultivar unggul ketebalan arilus ini dapat mencapai 3 cm. Biji dengan salut biji dalam perdagangan disebut ponggè. Pemuliaan durian diarahkan untuk menghasilkan biji yang kecil dengan salut biji yang tebal, karena salut biji inilah bagian yang dimakan. Beberapa varietas unggul menghasilkan buah dengan biji yang tidak berkembang namun dengan salut biji tebal (disebut "sukun").
Keanekaragaman


Varietas lokal (kiri) dan klon D101 (kanan)
Durian sangat beraneka ragam. Sebagaimana disebut di muka, beberapa spesies selain durian benar (D. zibethinus) juga dianggap sebagai durian. Di Indonesia tercatat ada 20 spesies anggota Durio (dari hampir 30-an jenis), sembilan di antaranya dapat dimakan.[7][3] Durian yang benar pun memiliki banyak variasi. Lembaga penelitian di Indonesia, Malaysia, dan Thailand telah merilis berbagai kultivar durian unggul. Selain itu terdapat pula ras-ras lokal yang dikenal baik namun belum mengalami tahap seleksi untuk meningkatkan kualitasnya.
Kultivar unggul nasional
Terdapat lebih dari 55 varietas/jenis durian budidaya. Hingga 2005 terdapat 38 kultivar unggul yang telah diseleksi dan diperbanyak secara vegetatif.[7] Beberapa di antaranya:
Ras lokal


Durian lokal di Cigudeg, Bogor
Beberapa ras lokal belum diseleksi, sehingga masih bervariasi dan keunggulannya belum terjamin. Biasanya dinamakan sesuai lokasi geografi. Beberapa di antaranya adalah
• Durian parung
• Durian lampung
• Durian jepara
• Durian palembang
• Durian padang
Kultivar unggul dari luar negeri
Di Malaysia, kultivar durian unggul hasil seleksi diberi kode nomor dengan huruf D di depannya. Beberapa di antaranya adalah
• 'D24'
• 'D99'
• 'D123'
• 'D145'
• 'D158'
• 'D159' (klon sama dengan varietas 'Montong').
• 'D169'
Budidaya dan perbanyakan


Pohon durian asal biji yang sedang berbuah
Durian adalah buah tropis, tumbuh di sekitar khatulistiwa hingga ketinggian 800 m dpl., serta menjauh hingga garis lintang 18° di Thailand dan Queensland.
Syarat tumbuh dan pemupukan
Curah hujan yang disukai sekurang-kurangnya 1500 mm, yang tersebar merata sepanjang tahun. Akan tetapi, periode kering 1-2 bulan akan merangsang perbungaan lebih baik. Musim raya buah durian biasa terjadi setelah tahun dengan musim kemarau yang berkepanjangan. Musim panen antara dapat terjadi dengan produksi buah yang biasa-biasa saja.
Tanaman ini memerlukan tanah yang dalam, ringan dan berdrainase baik. Derajat keasaman optimal adalah 6-6,5. Tanah masam, seperti latosol atau podsolik merah kuning memerlukan pengapuran agara tanaman tumbuh baik. Durian muda juga memerlukan lindungan alam, agar pohon atau cabang-cabangnya yang sarat buah tidak patah diterpa angin yang kuat. Muka air tanah tidak boleh kurang dari 150cm karena air tanah yang terlalu rendah berakibat buah kurang manis.
Pemupukan dilakukan dengan membuat parit kecil di sekeliling pohon lalu ditaburi pupuk kimia. Pupuk kandang diberikan pada waktu penanaman bibit. Pemupukan dengan kadar NPK yang sama diberikan segera setelah musim berbuah, sedangkan pemupukan dengan kadar P yang lebih tinggi diberikan setelah flushing selesai untuk mempersiapkan pembungaan.
Penanaman dan pemeliharaan
Penanaman durian secara komersial di perkebunan dilakukan dengan jarak tanam 10 m × 10 m hingga 12 m × 12 m, tergantung dari ukuran tanaman/kultivarnya.[2] Apabila tanaman masih kecil, tumpang sari dapat dilakukan. Pengendalian gulma juga perlu dilakukan.
Pemeliharaan mencakup pemupukan, pemangkasan (pembentukan dan peremajaan), pengairan (bila diperlukan), dan pengendalian hama dan penyakit.[2] Tajuk durian yang baik adalah berbentuk kerucut membulat, dengan cabang utama mendatar ke samping.
Perbanyakan
Perbanyakan durian di desa-desa umumnya dengan menggunakan biji. Perbanyakan dengan biji juga dilakukan untuk memperoleh batang bawah dalam perbanyakan vegetatif. Biji durian bersifat recalcitrant, hanya dapat hidup dengan kadar air tinggi (di atas 30% berat) dan tanpa perlakuan tertentu hanya sanggup bertahan seminggu sebelum akhirnya embrionya mati. Dengan demikian biji harus segera disemaikan setelah buahnya dibuka.
Pohon durian mulai berbuah setelah 4-5 tahun, namun dalam budidaya dapat dipercepat jika menggunakan bahan tanam hasil perbanyakan vegetatif. Teknik-teknik yang dipakai adalah pencangkokan (jarang dilakukan), penyusuan (jarang dilakukan), penyambungan sanding (inarching), penyambungan celah (cleft grafting), atau okulasi (budding).[2] Teknik yang terakhir ini sekarang yang paling banyak dilakukan. Beberapa penangkar sekarang juga menerapkan penyambungan mikro (micrografting). Teknik ini dilakukan pada saat batang bawah masih berusia muda sehingga mempercepat masa tunggu. Tercatat bahwa durian hasil perbanyakan vegetatif mampu berbunga setelah 2-3 tahun.
Durian juga memungkinkan diperbanyak secara in vitro (kultur jaringan).
Hama dan penyakit
Hama yang menyerang durian di antaranya adalah ulat penggerek buah (gala-gala), ulat penggerek bunga, dan kutu loncat durian (menghisap cairan daun muda).[2]
Penyakit utama durian adalah busuk akar Phytium complectens, penyakit blendok/kanker Phytophthora palmifora, dan jamur upas yang menyerang batang/cabang.[2]
Kegunaan


Tempoyak, durian yang diragikan
Durian terutama dipelihara orang untuk buahnya, yang umumnya dimakan (arilus atau salut bijinya) dalam keadaan segar. Salut biji ini umumnya manis dan sangat bergizi karena mengandung banyak karbohidrat, lemak, protein, dan mineral.[4]
Pada musim raya durian, buah ini dapat dihasilkan dengan berlimpah, terutama di sentra-sentra produksinya di daerah. Secara tradisional, daging buah yang berlebih-lebihan ini biasa diawetkan dengan memasaknya bersama gula menjadi dodol durian (biasa disebut lempok), atau memfermentasikannya menjadi tempoyak. Selanjutnya, tempoyak yang rasanya masam ini biasa menjadi bahan masakan seperti sambal tempoyak, atau untuk campuran memasak ikan.
Durian pun kerap diolah menjadi campuran bahan kue-kue tradisional, seperti gelamai atau jenang. Terkadang, durian dicampurkan dalam hidangan nasi pulut (ketan) bersama dengan santan. Dalam dunia masa kini, durian (atau aromanya) biasa dicampurkan dalam permen, es krim, susu, dan berbagai jenis minuman penyegar lainnya.
Bijinya bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar,[4] atau dicampurkan dalam kolak durian. Biji durian yang mentah beracun dan tak dapat dimakan karena mengandung asam lemak siklopropena (cyclopropene).[9] Biji durian mengandung sekitar 27% amilosa.[10] Kuncup daun (pucuk), mahkota bunga, dan buah yang muda dapat dimasak sebagai sayuran.
Beberapa bagian tumbuhan terkadang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Akarnya dimanfaatkan sebagai obat demam. Daunnya, dicampur dengan jeringau (Acorus calamus), digunakan untuk menyembuhkan cantengan (infeksi pada kuku). Kulit buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar (sembelit). Kulit buah ini pun biasa dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan untuk melancarkan haid dan menggugurkan kandungan. Abu dan air rendaman abu ini juga digunakan sebagai campuran pewarna tradisional.[12]
Beberapa masyarakat di Jawa menggunakan kulit durian yang telah dimakan sebagai pengusir (repellent) nyamuk dengan meletakkannya di sudut ruangan.[13]
Kayu gubalnya berwarna putih dan terasnya kemerah-merahan. Ringan, namun tidak begitu awet dan mudah diserang rayap. Biasa digunakan sebagai perabot rumah, peti-peti pengemas, dan bahan konstruksi ringan di bawah atap, asalkan tidak bersentuhan dengan tanah.[12]
Nilai gizi
Setiap 100 g salut biji mengandung 67 g air, 28,3 g karbohidrat, 2,5 g lemak, 2,5 g protein, 1,4 g serat; serta memiliki nilai energi sebesar 520 kJ. Durian juga banyak mengandung vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C; serta kalium, kalsium dan fosfor.[4]


Serba-serbi buah durian
Masalah bau


Pelarangan durian di MRT Singapura.
Karena baunya yang keras, sejumlah perusahaan melarang orang membawa durian, misalnya di kabin pesawat udara, di kendaraan angkutan umum ataupun dibawa ke hotel.
Bagi penggemar durian, agar tidak menimbulkan hal-hal tak menyenangkan dengan orang yang tak menyukai bau durian, dipercaya ada cara mudah untuk menghilangkan bau durian di jari-jari tangan dan mulut. Jari tangan dibersihkan dengan mengaduk-aduk air di dalam pangsa durian (yakni ceruk kulit buah bagian dalam, bekas tempat daging dan biji durian menempel) dan air adukan tersebut tidak dibuang, tetapi digunakan untuk berkumur. [14]
Memilih durian
Setiap orang mempunyai caranya sendiri dalam memilih buah durian terbaik. Masing-masing orang percaya bahwa cara pemilihannya dapat menghasilkan buah terbaik.
Durian adalah buah musiman yang dulunya dipanen sekali setahun. Sekarang panen durian dapat dilakukan hingga dua kali setahun. Hal ini meningkatkan persaingan di antara para penjual eceran.
Memilih buah yang tepat amat penting apabila penjual menjual buah sebagaimana adanya, tanpa boleh dibuka. Sekarang penjual umumnya mau membuka buah untuk membuktikan isinya. Dengan cara ini, keahlian dalam memilih pun menjadi kurang penting.
Orang dapat memilih durian dengan mudah di kebun. Buah dari pohon yang sama umumnya mempunyai ciri-ciri yang serupa. Lazimnya buah di kebun dibiarkan masak dan jatuh dari pohonnya ("duren jatuhan").
Pemilihan buah di luar kebun lebih rumit. Berikut ini adalah sebagian dari pedoman seleksi yang dapat digunakan:
• Kesegaran buah dapat ditentukan dari tangkainya. Apabila buah telah jatuh dari pohon, tangkainya akan mulai mengering. Penjual yang tidak jujur akan mencoba untuk membalut atau mengecat tangkai untuk menghalangi pembeli mengenali kesegarannya. Penjual yang kurang pintar mungkin malah akan membuang tangkai durian.
• Kebanyakan peminat menggemari buah durian yang kering dan matang. Sebuah cara mudah untuk mengetahui apakah isi durian itu kering tanpa membuka buah adalah dengan menggoncangkan buah dan merasakan getaran kecil. Isi durian yang lembap melekat pada kulit buah. Isi durian yang kering cenderung untuk berpisah dari dinding buah. Orang mestilah berhati-hati agar tidak tergores oleh duri buah durian ketika melakukan ini.
• Durian mungkin diserang oleh ulat perusak yang bertelur di dalam buah yang berkembang menjadi larva. Ketika membeli buah durian pembeli harus menghindari buah yang berlubang pada kulitnyanya karena sering kali ini merupakan tanda adanya "ulat" di dalam buah.
Membelah durian


Membelah durian
Orang yang baru belajar membeli durian dianjurkan membeli durian yang telah siap dibuka karena membelah durian agak sukar. Biasanya kita dapat dengan mudah menemukan penjual yang memberi pelayanan membelah durian. Bila pembeli sudah setuju untuk membelinya, penjual biasanya akan membelah durian sebagai pelayanannya. Mereka bersedia melakukannya, meskipun mereka tidak memindahkan isinya ke dalam bungkusan lain. Namun buah durian yang sudah dibelah perlu segera dimakan karena buah itu cenderung untuk "berkeringat". Bila isi durian mulai menghasilkan air, buah durian akan kehilangan rasanya dan tidak banyak gunanya.
Orang dapat belajar membelah durian dengan hati-hati dengan peralatan yang biasa terdapat. Periksalah kulit luar buah untuk menemukan "garis" (kampuh) sepanjang permukaan di mana duri durian tersusun membentuk garis lurus. Umumnya terdapat hingga 5 garis sepanjang permukaan buah durian.
Bagian tangkai durian harus dibalikkan dan garis urat durian akan bertemu pada satu titik di ujung buah. Pelan-pelan tusukkan benda tajam (pisau) pada titik ini. Lalu goreskan pisau itu sepanjang "garis" yang sudah terlihat sebelumnya. Sebaiknya kenakan sarung tangan atau sehelai kain yang tebal untuk memegang buah durian dengan sebelah tangan, sementara tangan yang satunya melakukan tugasan ini. Waspadalah terhadap risiko tertusuk duri durian.
Bila kulit buah durian telah terbuka menjadi dua bagian, isi di dalam telah siap untuk dimakan. Ruas selebihnya dapat dibelah dengan menggunakan telapak tangan dengan cara merobek ujung kulit durian sedikit pada sepanjang pusat titik tengah sebelumnya.
Panas
Menurut banyak cerita yang berkembang di masyarakat (urban legend), Durian dianggap sebagai makanan panas, dan sehabis makan durian biasanya tubuh kita akan berkeringat. Untuk mengatasinya, tuangkan air tawar pada bagian kulit buah yang telah kosong, lalu diminum. Selain itu, musim durian biasanya terjadi bersamaan dengan manggis yang dianggap mendinginkan badan. Oleh itu kedua buah ini biasanya dimakan bersama-sama.
Klaim ini tidak pernah dibuktikan secara ilmiah. Kemungkinan cerita-cerita ini beredar karena kandungan nutrisi durian yang padat, sehingga orang yang makan sering makan kebanyakan dan akhirnya mengalami kenaikan tekanan darah, yang merupakan reaksi alamiah jika orang terlalu banyak makan apapun.
Durian tanpa duri
Sebagian durian dijual "tanpa duri". Duri buah durian ini ternyata telah dibuang ketika duriannya masih muda. Jadi tidak alami. Sebagian durian memang hampir tidak berduri karena durinya kurang dari 5 mm.
KHASIATNYA:

BUAH : untuk mencegah dampak dari extensic aging (faktor penuaan dari luar) meningkatkan tekanan darah(zat besi),buah dan akarnya berkhasiat untuk mengatasi bengkak, penyakit kulit, dan penyakit kuning.


KULIT : dapat digunakan sebagai obat pengusir nyamuk, untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar (sembelit). Kulit buah ini pun biasa dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan untuk melancarkan haid. Selain itu kulit durian dapat dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan cara dijemur sampai kering dan dibakar sampai hancur.


DAUN : Air seduhan daun durian di Malaysia digunakan sebagai antipiretik (pereda demam). Deskripsi tentang khasiat durian itu tercatat dalam kumpulan tulisan Burkill dan Haniff tahun 1930. Caranya, jus daunnya ditempelkan di dahi atau air rebusan daunnya diminum.

PRIA CANCER

PRIA CANCER

1. Cancer adalah pria paling SENSITIF dan paling lemah secara emosi dari semua zodiak yang ada.(walah masak sih kayaknya ga juga deh aq !! tapi iya sih sensi tapi klo liat cewek yang aq sukai ama cowok lain rasanya aq pengen hajar tuh cowok !!! hahaha2X)

2. Sebagian besar pekerja seni adalah Cancer.( gambar aja ga bs dan jadinya jelek2 mana jiwa seninya ??? tanya kenapa ???)

3. Cancer dikendalikan oleh “bulan” dan bulan menampilkan wajah berbeda setiap hari, maka mood dan emosi pria Cancer juga akan berubah tiap hari. Anda akan sangat dibingungkan olehnya, tetapi perubahan yang selalu terjadi inilah yang “mempesona” anda.( wakakakaka2X mempesona dari mananya yah ?? kayaknya cewek2 yang aq taksir ga pada tersepona semua malah pada kabur !! eh salah terpesona emang admin ini baru blog dodol bgt )

4. Ia tidak pernah berusaha mendapatkan apa yang dia mau secara langsung, tetapi ia akan menunggu kesempatan yang pas untuk mendapatkan apa yang ia mau.( ok2 bagus nih kesempatan dapat cek kali !!! yuk !!!)

5. Sekali ia mendapatkannya, ia tidak akan mau kehilangan hal itu, kecuali jika ia bosan dengan apa yang ia mau itu.( ia nih aq gampang bosanan !!! tapi bukan bosanan ama cewek loh aq tipe cowok setia kok !!!! weleh admin ini baru blog bener2 gile kali ye ???

6. Pria paling sensitif, yang tidak akan tahan ditolak.( bener :( sakit bgt pas ditolak cewek,ditolak acc ama google hehehe2X)

7. Ia sangat peduli dengan perasaan orang lain, atau memikirkan perasaan mereka.( kalo mo dihargai perasaanmu hargai perasaan orang lain. tapi siapa yang menghargai perasaan cintaku ??? tanya kenapa ??)

8. Ia sangat tidak suka dipermalukan, dan cenderung terlalu melindungi diri, sehingga banyak orang merasa ia adalah orang yang dingin.(siip I secret Of the adsense Publisher)

9. Kreatif, berbakat, imajinatif, adalah karakter pria Cancer.(masa sih jangan terlalu memuji gitu!!!)

10. Misteri dan kerumitan memainkan perananan penting dalam kehidupan pria Cancer. Ia dapat menjadi sangat lucu, sangat pendiam, dan kemudian secara mendadak sangat sedih. Hidup denganya dapat menjadi kejutan besar, anda mendapat cowok yang pas, dan tidak akan pernah merasa bosan.( ah ga ada yang mau ama aq tuh ?? tanya kenapa ?? karena sangat pendiam itu euy !!!)

11. Ia merasa rumah adalah “sarang”, dan adalah tempat paling aman baginya.
Jika ia merasa dilukai atau tertekan, ia akan tinggal dalam rumah dengan membutuhkan ketenangan. Begitu ia merasa lebih baik, ia akan keluar dari ‘tempat persembunyiannya’ dan akan kembali menjalani kehidupan normal. Ia bukanlah tipe orang lemah.(rumah aku = warnet=rumah nenek aku )

12. Begitu mudah untuk jatuh cinta pada cowok cancer ini, karena ia begitu lembut dan sopan. Kecerdikan dan pemikiran kreatifnya dapat memenangkan hati anda dengan mudah.( masak sih ??? kayaknya aq sulit dalam hal bercinta ???eeehh kok bercinta mencari cinta kali dodol )

13. Ia akan rela keluar dari tempat persembunyiannya untuk melindungi anda walaupun mungkin ia tidak akan membuka dirinya kepada orang lain. Tidak banyak orang akan memenangkan hatinya.( wah bener banget 1 pacar 1 istri sapa mau daftar ??? wakakakaka tanya kenapa ???)

14. Rasa aman pada dirinya hanyalah pada saat ia memiliki uang dalam kantongnya. Ketika ia mulai merasa mapan, maka ia akan berpikir untuk membina keluarga. Walaupun ia suka mencari dan menyimpan uang, ia bukan orang pelit. Membelanjakan uang adalah bagian dari citra positif dirinya, maka ia akan dengan senang membelanjakan uangnya untuk mengajak anda pergi ke restoran mahal atau membeli perhiasan untuk anda. Tentunya pada saat ia memiliki cukup uang.(weks pelit juga kali hemat uang is number 1 buat ngisi tabungan )

15. Ia sangat posesif terhadap semua barang yang dianggap miliknya.( yuppi masak pulpen aye ama stipo aye sering ilang di sekolah aq ga rela !!!! sapa yang merasa nggarong yah ???)

16. Jangan pernah coba membicarakan mengenai cowok lain didepannya, atau kalau tidak, dia akan curiga. Karena ia tidak begitu percaya diri mengenai kompetisi seperti ini.( bener bgt !!!! jangan yah soalnya aq cemburuan orangnya )

17. Begitu anda saling mengenal terlalu jauh, ia akan segera mencari hal lain yang lebih menarik, tapi jangan kuatir, ia akan selalu memikirkan anda. Jika dia berpikir bahwa anda adalah cinta sejatinya, dan cobalah untuk menghilang sebentar. Dia pasti akan segera mencari anda.( iyu tuh jangan hilang wahai jodohku aku menanti mu disini im coming !!!! gila nih orang yang punya blog ini )

18. Dia adalah pria pemalu, tetapi jika ia menyukai anda, maka tiap kali anda bangun, anda akan melihatnya didepan rumah anda tiap hari sampai akhirnya anda mau keluar bersamanya, seorang cowok yang teguh.( ga juga klo dah tahu cewek yang kusuka suka dengan cowok lain ya udah deh kayaknya lagu nya KD yang baru goodbye !!!)

19. Ia menyukai cewek yang mandiri, ceria dan aktif, percaya diri, tetapi selalu berlaku sopan dan layak. Ia menyukai wanita yang mandiri, tetapi juga mampu menghadapi perubahan cepat.( ga juga tapi ga perlu aq kasih tahu deh kan secret !!!)

20. Pada awalnya, anda dan dia akan sangat manis dan dia hanya akan memikirkan mengenai diri anda. Hal “super romantis” ini tidak akan berlangsung selamanya, maka jangan lepaskan kesempatan ini. Jika anda menginginkan perhatian anda, maka buatlah diri anda menarik. Jadilah orang yang selalu mendukung, dan terkadang berilah dia pujian, tetapi jangan terlalu banyak, tinggalkan kesan bahwa anda tulus.( weleh ada mau nya tuh paling ga aq suka !!!)

21. Tidak seperti Zodiak lainnya, jika ia marah, maka lebih baik anda tinggalkan dia sendiri. Ia akan tenang dengan sendirinya. Memberikan sentuhan lembut pada bahunya, atau memberikan ekspresi yang memperlihatkan bahwa anda khawatir sudah cukup.(ok )

22. Ia mencintai ibunya, maka usahakanlah menjadi favorit ibunya, tetapi jangan bertingkah seperti ibunya.( nenek kali ye !!!)

Rabu, 23 Desember 2009

Syukur


Demikian banyak ni’mat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada satupun manusia yg bisa menghitung meski menggunakan alat secanggih apapun. Pernahkah kita berpikir utk apa Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan demikian banyak ni’mat kepada para hamba-Nya? Untuk sekedar menghabiskan ni’mat-ni’mat tersebut atau ada tujuan lain?

Luas Pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala
Sungguh betapa besar dan banyak ni’mat yg telah dikaruniakan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita. Setiap hari silih berganti kita merasakan satu ni’mat kemudian beralih kepada ni’mat yg lain. Di mana kita terkadang tdk membayangkan sebelum akan terjadi dan mendapatkannya. Sangat besar dan banyak krn tdk bisa utk dibatasi atau dihitung dgn alat secanggih apapun di masa kini.
Semua ini tentu mengundang kita utk menyimpulkan betapa besar karunia dan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya. dlm realita kehidupan kita menemukan keadaan yg memprihatinkan. Yaitu mayoritas manusia dlm keingkaran dan kekufuran kepada Pemberi Nikmat. Puncak adl menyamakan pemberi ni’mat dgn makhluk yg keadaan makhluk itu sendiri sangat butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tentu hal ini termasuk dari kedzaliman di atas kedzaliman sebagaimana dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dlm firman-Nya:
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
“Sesungguh kesyirikan itu adl kedzaliman yg paling besar.”
Kendati demikian Allah Subhanahu wa Ta’ala tetap memberikan kepada mereka sebagian karunia-Nya disebabkan “kasih sayang-Nya mendahului murka-Nya” dan membukakan bagi mereka pintu utk bertaubat. Oleh sebab itu tdk ada alasan bagi hamba ini untuk:
- Ingkar dan kufur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala serta menyamakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dgn makhluk-Nya yg sangat butuh kepada-Nya.
- Menyombongkan diri serta angkuh dgn tdk mau melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meninggalkan larangan-larangan-Nya atau tdk mau menerima kebenaran dan mengentengkan orang lain.
- Tidak mensyukuri pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ
“Dan ni’mat apapun yg kalian dapatkan adl datang dari Allah.”
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا
“Dan jika kalian menghitung ni’mat Allah niscaya kalian tdk akan sanggup.”

Pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala utk Satu Tujuan yg Mulia
Dari sekian ni’mat yg telah dikaruniakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita mari kita mencoba menghitungnya. Sudah berapakah dlm kalkulasi kita ni’mat yg telah kita syukuri dan dari sekian ni’mat yg telah kita pergunakan utk bermaksiat kepada-Nya. Jika kita menemukan kalkulasi yg baik mk pujilah Allah Subhanahu wa Ta’ala krn Dia telah memberimu kesempatan yg baik. Jika kita menemukan sebalik mk janganlah engkau mencela melainkan dirimu sendiri.1
Setiap orang bisa mengatakan bahwa semua yg ada di dunia ini merupakan pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tahukah anda apa rahasia di balik pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut?
Ketahuilah bahwa keni’matan yg berlimpah ruah bukanlah tujuan diciptakan manusia dan bukan pula sebagai wujud cinta Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada manusia tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia utk sebuah kemuliaan bagi dan menjadikan segala ni’mat itu sebagai perantara utk menyampaikan kepada kemuliaan tersebut. Tujuan itu adl utk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja sebagaimana hal ini disebutkan dlm firman-Nya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah kepada-Ku.”
Bagi orang yg berakal akan berusaha mencari rahasia di balik pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala yg berlimpah ruah tersebut. Setelah dia menemukan jawaban yaitu utk beribadah kepada-Nya saja mk dia akan mengetahui pula bahwa dunia bukan sebagai tujuan.
Sebagai bukti yaitu ada kematian setelah hidup ini dan ada kehidupan setelah kematian diiringi dgn persidangan dan pengadilan serta pembalasan dari Allah l. Itulah kehidupan yg hakiki di akhirat nanti. Kesimpulan seperti ini akan mengantarkan kepada:
1. Dunia bukan tujuan hidup.
2. Keni’matan yg ada pada bukan tujuan diciptakan manusia akan tetapi sebagai perantara utk suatu tujuan yg mulia.
3. Semangat beramal utk tujuan hidup yg hakiki dan kekal.
Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Ketahuilah bahwa ni’mat itu ada dua bentuk ni’mat yg menjadi tujuan dan ni’mat yg menjadi perantara menuju tujuan. Nikmat yg merupakan tujuan adl kebahagiaan akhirat dan nilai akan kembali kepada empat perkara.
Pertama: Kekekalan dan tdk ada kebinasaan setelah
Kedua: Kebahagian yg tdk ada duka setelahnya
Ketiga: Ilmu yg tdk ada kejahilan setelahnya
Keempat: Kaya yg tdk ada kefakiran setelahnya.
Semua ini merupakan kebahagiaan yg hakiki. Adapun bagian yg kedua adl sebagai perantara menuju kebahagiaan yg disebutkan dan ini ada empat perkara:
Pertama: Keutamaan diri sendiri seperti keimanan dan akhlak yg baik.
Kedua: Keutamaan pada badan seperti kekuatan dan kesehatan dan sebagainya.
Ketiga: Keutamaan yg terkait dgn badan seperti harta kedudukan dan keluarga.
Keempat: Sebab-sebab yg menghimpun ni’mat-ni’mat tersebut dgn segala keutamaan seperti hidayah bimbingan kebaikan pertolongan dan semua ni’mat ini adl besar.”

Untaian Indah dari Ibnu Qudamah
“Ketahuilah bahwa segala yg dicari oleh tiap orang adl ni’mat. Akan tetapi keni’matan yg hakiki adl kebahagiaan di akhirat kelak dan segala ni’mat selain akan lenyap. Semua perkara yg disandarkan kepada kita ada empat macam:
Pertama: Sesuatu yg bermanfaat di dunia dan di akhirat seperti ilmu dan akhlak yg baik. Inilah keni’matan yg hakiki.
Kedua: Sesuatu yg memudaratkan di dunia dan di akhirat. Ini merupakan bala’ yg hakiki.
Ketiga: Bermanfaat di dunia akan tetapi memudaratkan di akhirat seperti berlezat-lezat dan mengikuti hawa nafsu. Ini sesungguh bala bagi orang yg berakal sekalipun orang jahil menganggap ni’mat. Seperti seseorang yg sedang lapar lalu menemukan madu yg bercampur racun. Bila tdk mengetahui dia menganggap sebuah ni’mat dan jika mengetahui dia menganggap sebagai malapetaka.
Keempat: Memudaratkan di dunia namun akan bermanfaat di akhirat sebagai ni’mat bagi orang yg berakal. Contoh obat bila dirasakan sangat pahit dan pada akhir akan menyembuhkan .
Seorang anak bila dipaksa utk meminum dia menyangka sebagai malapetaka dan orang yg berakal akan menganggap sebagai ni’mat. Demikian juga bila seorang anak butuh utk dibekam sang bapak berusaha menyuruh dan memerintahkan anak utk melakukannya. Namun sang anak tdk bisa melihat akibat di belakang yg akan muncul berupa kesembuhan.
sang ibu akan berusaha mencegah krn cinta yg tinggi kepada anak tersebut krn sang ibu tdk tahu tentang maslahat yg akan muncul dari pengobatan tersebut.
Sang anak menuruti apa kata ibunya. Hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan sehingga ia lbh menuruti ibu daripada bapaknya. Bersamaan dgn itu sang anak menganggap bapak sebagai musuh. Jika sang anak berakal niscaya dia akan menyimpulkan bahwa sang ibu merupakan musuh sesungguh dlm wujud teman dekat. Karena larangan sang ibu utk berbekam akan menggiring kepada penyakit yg lbh besar dibandingkan sakit krn berbekam.
Karena itu teman yg jahil lbh berbahaya dari seorang musuh yg berakal. Dan tiap orang menjadi teman diri sendiri akan tetapi nafsu merupakan teman yg jahil. Nafsu akan berbuat pada diri apa yg tdk diperbuat oleh musuh.”

Syukur dlm Tinjauan Bahasa dan Agama
Syukur secara bahasa adl nampak bekas makan pada badan binatang dgn jelas. Binatang yg syakur artinya: Apabila nampak pada kegemukan krn makan melebihi takarannya.
Adapun dlm tinjauan agama syukur adalah: Nampak pengaruh ni’mat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas seorang hamba melalui lisan dgn cara memuji dan mengakuinya; melalui hati dgn cara meyakini dan cinta; serta melalui anggota badan dgn penuh ketundukan dan ketaatan.
Ada juga yg mendefinisikan syukur dgn makna lain seperti:
1. Mengakui ni’mat yg diberikan dgn penuh ketundukan.
2. Memuji yg memberi ni’mat atas ni’mat yg diberikannya.
3. Cinta hati kepada yg memberi ni’mat dan anggota badan dgn ketaatan serta lisan dgn cara memuji dan menyanjungnya.
4. Menyaksikan keni’matan dan menjaga keharaman.
5. Mengetahui kelemahan diri dari bersyukur.
6. Menyandarkan ni’mat tersebut kepada pemberi dgn ketenangan.
7. Engkau melihat dirimu orang yg tdk pantas utk mendapatkan ni’mat.
8. Mengikat ni’mat yg ada dan mencari ni’mat yg tdk ada.
Masih banyak lagi definisi para ulama tentang syukur akan tetapi semua kembali kepada penjelasan Ibnul Qayyim sebagaimana disebutkan di atas.
Yang jelas syukur adl sebuah istilah yg digunakan pada pengakuan/ pengetahuan akan sebuah ni’mat. Karena mengetahui ni’mat merupakan jalan utk mengetahui Dzat yg memberi ni’mat. Oleh krn itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menamakan Islam dan iman di dlm Al-Qur`an dgn syukur. Dari sini diketahui bahwa mengetahui sebuah ni’mat merupakan rukun dari rukun-rukun syukur.
Apabila seorang hamba mengetahui sebuah ni’mat mk dia akan mengetahui yg memberi ni’mat. Ketika seseorang mengetahui yg memberi ni’mat tentu dia akan mencintai-Nya dan terdorong utk bersungguh-sungguh mensyukuri ni’mat-Nya.
Syukur Tidak Sempurna Melainkan dgn Mengetahui Apa yg Dicintai Allah l
Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Ketahuilah bahwa syukur dan tdk kufur tdk akan sempurna melainkan dgn mengetahui segala apa yg dicintai oleh Allah l. Sebab makna syukur adl mempergunakan segala karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada apa yg dicintai-Nya dan kufur ni’mat adl sebaliknya. Bisa juga dgn tdk memanfaatkan ni’mat tersebut atau mempergunakan pada apa yg dimurkai-Nya.”

Makna Syukur
Syukur memiliki tiga makna.
Pertama: Mengetahui adl sebuah ni’mat. Arti dia menghadirkan dlm benak mempersaksikan dan memilahnya. Hal ini akan bisa terwujud dlm benak sebagaimana terwujud dlm kenyataan. Sebab banyak orang yg jika engkau berbuat baik kepada namun dia tdk mengetahui . Gambaran ini bukan termasuk dari syukur.
Kedua: Menerima ni’mat tersebut dgn menampakkan butuh kepadanya. Dan bahwa sampai ni’mat tersebut kepada bukan sebagai satu keharusan hak bagi dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tanpa membeli dgn harga. Bahkan dia melihat diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti seorang tamu yg tdk diundang.
Ketiga: Memuji yg memberi ni’mat. dlm hal ini ada dua bentuk yaitu umum dan khusus. Pujian yg bersifat umum adl menyifati pemberi ni’mat dgn sifat dermawan kebaikan luas pemberian dan sebagainya. Pujian yg bersifat khusus adl menceritakan ni’mat tersebut dan memberitahukan bahwa ni’mat tersebut sampai kepada dia krn sebab Sang Pemberi tersebut. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
“Dan adapun tentang ni’mat Rabbmu mk ceritakanlah.” (Madarijus Salikin 2/247-248)

Menceritakan Sebuah Nikmat Termasuk Syukur
Menceritakan sebuah ni’mat yg dia dapatkan kepada orang lain termasuk dlm kategori syukur. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ صَنَعَ إِلَيْهِ مَعْرُوْفًا فَلْيَجْزِ بِهِ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ مَا يَجْزِي بِهِ فَلْيُثْنِ فَإِنَّهُ إِذَا أَثْنَى عَلَيْهِ فَقَدْ شَكَرَهُ وَإِنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ وَمَنْ تَحَلَّى بِمَا لَمْ يُعْطَ كَانَ كَلاَبِسِ ثَوْبَيْ زُوْرٍ
“Barangsiapa yg diberikan kebaikan kepada hendaklah dia membalas dan jika dia tdk mendapatkan sesuatu utk membalas hendaklah dia memujinya. Karena jika dia memuji sungguh dia telah berterima kasih dan jika dia menyembunyikan sungguh dia telah kufur. Dan barangsiapa yg berhias dgn sesuatu yg dia tdk diberi sama hal dgn orang yg memakai dua ­baju kedustaan.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
“Dan adapun tentang ni’mat Rabbmu mk ceritakanlah.”
Menceritakan ni’mat yg diperintahkan di dlm ayat ini ada dua pendapat di kalangan para ulama.
Pertama: Menceritakan ni’mat tersebut dan memberitahukan kepada orang lain seperti dgn ucapan: “Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberiku ni’mat demikian dan demikian.”
Kedua: Menceritakan ni’mat yg dimaksud di dlm ayat ini adl berdakwah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala menyampaikan risalah-Nya dan mengajarkan umat.
Dari kedua pendapat tersebut Ibnul Qayyim rahimahullahu dlm Madarijus Salikin mentarjih dgn perkataan beliau: “Yang benar ayat ini mencakup kedua makna tersebut. Karena masing-masing adl ni’mat yg kita diperintahkan utk mensyukuri menceritakan dan menampakkan sebagai wujud kesyukuran.”
Beliau berkata: “Dalam sebuah atsar yg lain dan marfu’ disebutkan:
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيْلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيْرَ وَمَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللهَ، وَالتَّحَدُّثُ بِنِعْمَةِ اللهِ شُكْرٌ وَتَرْكُهُ كُفْرٌ وَالْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ
“Barangsiapa tdk mensyukuri yg sedikit mk dia tdk akan mensyukuri atas yg banyak dan barangsiapa yg tdk berterima kasih kepada manusia mk dia tdk bersyukur kepada Allah. Menceritakan sebuah ni’mat kepada orang lain termasuk dari syukur dan meninggalkan adl kufur bersatu adl rahmat dan bercerai berai adl azab.” (Madarijus Salikin 2/248)

Dengan Apa Seorang Hamba Bersyukur?
Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Syukur bisa dilakukan dgn hati lisan dan anggota badan. Adapun dgn hati adl berniat utk melakukan kebaikan dan menyembunyikan pada khayalak ramai. Adapun dgn lisan adl menampakkan kesyukuran itu dgn memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala. Arti menampakkan keridhaan kepada Allah k. Dan hal ini sangat dituntut sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
التَّحَدُّثُ بِالنِّعَمِ شُكْرٌ وَتَرْكُهُ كُفْرٌ
‘Menceritakan ni’mat itu adl wujud kesyukuran dan meninggalkan adl wujud kekufuran.’
Adapun dgn anggota badan adl mempergunakan ni’mat-ni’mat Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut dlm ketaatan kepada-Nya dan menjaga diri dari bermaksiat dengannya. Termasuk kesyukuran terhadap ni’mat kedua mata adl dgn cara menutup tiap aib yg dilihat pada seorang muslim. Dan termasuk kesyukuran atas ni’mat kedua telinga adl menutup tiap aib yg didengar. Penampilan seperti ini termasuk wujud kesyukuran terhadap anggota badan.”
Ibnul Qayyim rahimahullahu menjelaskan: “Syukur itu bisa dilakukan oleh hati dgn tunduk dan kepasrahan oleh lisan dgn mengakui ni’mat tersebut dan oleh anggota badan dgn ketaatan dan penerimaan.”

Derajat Syukur
Syukur memiliki tiga tingkatan:
Pertama: Bersyukur krn mendapatkan apa yg disukai.
Tingkat syukur ini bisa juga dilakukan orang Islam dan non Islam seperti Yahudi dan Nasrani bahkan Majusi. Namun Ibnul Qayyim rahimahullahu menjelaskan: “Jika engkau mengetahui hakikat syukur dan di antara hakikat syukur adl menjadikan ni’mat tersebut membantu dlm ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mencari ridha-Nya niscaya engkau akan mengetahui bahwa kaum musliminlah yg pantas menyandang derajat syukur ini.
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha telah menulis surat kepada Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu: ‘Sesungguh tingkatan kewajiban yg paling kecil atas orang yg diberi ni’mat adl tdk menjadikan ni’mat tersebut sebagai jembatan utk bermaksiat kepada-Nya’.”
Kedua: Mensyukuri sesuatu yg tdk disukai. Orang yg melakukan jenis syukur ini adl orang yg sikap sama dlm semua keadaan sebagai bukti keridhaannya.
Ibnul Qayyim rahimahullahu menjelaskan: “Bersyukur atas sesuatu yg tdk disukai lbh berat dan lbh sulit dibandingkan mensyukuri yg disenangi. Oleh sebab itulah syukur yg kedua ini di atas jenis syukur yg pertama. Syukur jenis kedua ini tdk dilakukan kecuali oleh salah satu dari dua jenis orang:
 Seseorang yg semua keadaan sama. Arti sikap sama terhadap yg disukai dan tdk disukai dan dia bersyukur atas semua sebagai bukti keridhaan diri terhadap apa yg terjadi. Ini merupakan kedudukan ridha.
 Seseorang yg bisa membedakan keadaannya. Dia tdk menyukai sesuatu yg tdk menyenangkan dan tdk ridha bila menimpanya. Namun bila sesuatu yg tdk menyenangkan menimpa dia tetap mensyukurinya. Kesyukuran sebagai pemadam kemarahan sebagai penutup dari berkeluh kesah dan demi menjaga adab serta menempuh jalan ilmu. Karena sesungguh adab dan ilmu akan membimbing seseorang utk bersyukur di waktu senang maupun susah.
Tentu yg pertama lbh tinggi dari yg kedua.
Ketiga: Seseorang seolah-olah tdk menyaksikan kecuali Yang memberi keni’matan. Arti bila dia melihat yg memberi keni’matan dlm rangka ibadah dia akan menganggap besar ni’mat tersebut. Dan bila dia menyaksikan yg memberi keni’matan krn rasa cinta niscaya semua yg berat akan terasa manis baginya.

Manusia dan Syukur
Kita telah mengetahui bahwa syukur merupakan salah satu sifat yg terpuji dan sifat yg dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi tdk semua orang bisa mendapatkannya. Arti ada yg diberi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ada pula yg tidak.
Manusia dan syukur terbagi menjadi tiga golongan:
Pertama: Orang yg mensyukuri ni’mat yg diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kedua: Orang yg menentang ni’mat yg diberikan alias kufur ni’mat.
Ketiga: Orang yg berpura-pura syukur padahal dia bukan orang yg bersyukur. Orang yg seperti ini dimisalkan dgn orang yg berhias dgn sesuatu yg tdk dia tdk miliki.

Dalil-dalil tentang Syukur
وَاشْكُرُوا لِلهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ
“Bersyukurlah kalian kepada Allah jika hanya kepada-Nya kalian menyembah.”
فَاذْكُرُوْنِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلاَ تَكْفُرُوْنِ
“Maka ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengingat kalian dan bersyukurlah kalian kepada-Ku dan jangan kalian kufur.”
وَاعْبُدُوْهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
“Dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya dan kepada-Nya kalian dikembalikan.”
وَسَيَجْزِي اللهُ الشَّاكِرِيْنَ
“Dan Allah akan membalas orang2 yg bersyukur.”

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ
“Dan ingatlah ketika Rabb kalian memaklumkan: Jika kalian bersyukur niscaya Kami akan menambah dan jika kalian mengkufuri sungguh azab-Ku sangat pedih.”
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata:
أَنَّ نَبِيَّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُوْمُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ، فَقَالَتْ عَائِشَةُ: لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَقَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ؟ قَالَ: أَفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أَكُوْنَ عَبْدًا شَكُوْرًا؟
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun di malam hari sampai pecah-pecah kedua kaki beliau lalu ‘Aisyah berkata: ‘Ya Rasulullah kenapa engkau melakukan yg demikian padahal Allah telah mengampuni dosamu yg telah lewat dan akan datang?’ Beliau menjawab: ‘Apakah aku tdk suka menjadi hamba yg bersyukur?’”
Masih banyak dalil lain yg menjelaskan tentang keutamaan syukur dan anjuran dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Semoga apa yg dibawakan di sini mewakili yg tdk disebutkan.

Ancaman bagi orang2 yg Tidak Bersyukur
Yang tdk bersyukur lbh banyak dari yg bersyukur. Hal ini tdk bisa dipungkiri oleh orang yg berakal bersih. Sebagaimana orang yg ingkar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala lbh banyak dari yg beriman. Demikianlah keterangan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dlm firman-Nya:
وَقَلِيْلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ
“Dan sedikit dari hamba-hambaKu yg bersyukur.”
Sebuah peringatan tentu akan bermanfaat bagi orang yg beriman. Di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memperingatkan dari kufur ni’mat setelah memerintahkan utk bersyukur dan menjelaskan keutamaan yg akan di dapati sebagaimana penjelasan Al-Imam As-Sa’di rahimahullahu dlm tafsir beliau: “Jika seseorang bersyukur niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengabadikan ni’mat yg dia berada pada dan menambah dgn ni’mat yg lain.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ
“Dan Rabb kalian telah mengumumkan jika kalian bersyukur niscaya Kami akan menambah dan jika kalian mengkufuri sungguh azab-Ku sangat pedih.”
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu menjelaskan: “Jika kalian mengkufuri ni’mat menutup-nutupi dan menentang mk yaitu dgn dicabut ni’mat tersebut dan siksa Allah Subhanahu wa Ta’ala menimpa dgn sebab kekufurannya. Dan disebutkan dlm sebuah hadits: ‘Sesungguh seseorang diharamkan utk mendapatkan rizki krn dosa yg diperbuatnya’.”

Syukur dan Sabar
Kita akan bertanya: “Jika engkau ditimpa sebuah musibah lalu engkau mensyukuri mk tentu pada sikap kesyukuranmu terdapat sifat sabar dan sifat ridha terhadap musibah yg menimpa dirimu. Dan kita mengetahui bahwa ridha merupakan bagian dari kesabaran. Sementara syukur merupakan buah dari sifat ridha.”
Ibnul Qayyim rahimahullahu menjelaskan: “Syukur termasuk kedudukan yg paling tinggi dan lbh tinggi -bahkan jauh libih tinggi- daripada kedudukan ridha. Di mana sifat ridha masuk dlm syukur krn mustahil syukur ada tanpa ridha.”

Kenapa Kebanyakan Orang Tidak Bersyukur?
Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Makhluk ini tdk mau mensyukuri ni’mat krn pada ada dua yaitu kejahilan dan kelalaian. Kedua sifat ini menghalangi mereka utk mengetahui ni’mat. Karena tdk tergambar bahwa seseorang akan bisa bersyukur tanpa mengetahui ni’mat . Jika pun mereka mengetahui ni’mat mereka menyangka bahwa bersyukur itu hanya sebatas mengucapkan alhamdulillah atau syukrullah dgn lisan. Mereka tdk mengetahui bahwa makna syukur adl mempergunakan ni’mat pada jalan ketaatan kepada Allah l.”
Kesimpulan ucapan Ibnu Qudamah rahimahullahu adl bahwa manusia banyak tdk bersyukur krn ada dua perkara yg melandasi yaitu kejahilan dan kelalaian.

Mengobati Kelalaian dari Bersyukur
Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Hati yg hidup akan menggali segala macam ni’mat diberikan. Adapun hati yg jahil tdk akan menganggap sebuah ni’mat sebagai ni’mat kecuali setelah bala’ menimpanya. Cara hendaklah dia terus memandang kepada yg lbh rendah dari dan berusaha berbuat apa yg telah dilakukan oleh orang2 terdahulu. Mendatangi tempat orang yg sedang sakit dan melihat berbagai macam ujian yg sedang menimpa mereka kemudian berpikir tentang ni’mat sehat dan keselamatan. Menyaksikan jenazah orang yg terbunuh dipotong tangan mereka kaki-kaki mereka dan diazab lalu dia bersyukur atas keselamatan diri dari berbagai azab.”